- ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
VIVA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengakui, pendataan stok beras saat ini memang belum terintegerasi antar pemerintahan. Hal itulah yang menyebabkan impor beras saat ini masih perlu dilakukan.
Menurut dia, cadangan beras di Bulog saat ini masih minim sehingga dikhawatirkan tidak akan mampu memenuhi kebutuhan domestik. Terutama di bulan Ramadan seperti saat ini yang permintaannya terus meningkat.
"Kalau persoalan sebetulnya, datanya sendiri itu belum (valid), masih ada perbedaan antara satu instansi dengan yang lain. Padahal sama-sama pakai peta digital. Tapi tetap ada perbedaan," ujar Darmin saat ditemui di kantornya, Selasa, 22 Mei 2018.
Selain itu, lanjut Darmin, saat ini juga terjadi perubahan pola tanam di Indonesia, dari yang mulanya bulan panen raya memiliki waktu yang jelas dan dapat ditentukan. Saat ini hal tersebut tidak lagi dapat ditentukan, sehingga menyebabkan pola produksinya turut berubah.
"Nah, tahun lalu itu Maret. Tahun sebelumnya April. Tahun ini ya sebagian di Maret sebagian April. Artinya, ada perubahan di dalam pola tanam dan itu membuat produksinya berubah," paparnya.
Karena perubahan pola tanam tersebut, cadang beras yang menjadi stok Bulog saat ini pun terbilang sedikit. Catatanya hanya mencapai 1,3 juta ton yang termasuk di dalamnya beras hasil impor.
"Biasanya tugas yang kami harapkan bisa dicapai sampai Juni itu pembelian Bulog 2,2 juta ton. Sampai dengan Mei hanya 800 ribu ton," ungkapnya. (ase)