Inflasi Mei Diproyeksi Rendah, Apa yang Memengaruhi

Ilustrasi barang pangan pendorong inflasi.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Badan Pusat Statistik (BPS) bakal mengumumkan data inflasi Mei 2018 pada hari ini, Senin 4 Juni 2018. Diprediksi inflasi pada Mei akan lebih rendah dikarenakan beberapa faktor. 

Agustus 2022 Indonesia Deflasi, Tapi Ada Komoditas Penyumbang Inflasi

Ekonom Institute for Development of Economic and Finance atau Indef, Bhima Yudhistira, mengatakan, pihaknya memprediksi inflasi Mei 2018 sebesar 0,3 persen secara bulan ke bulan atau 3,3 persen secara tahunan (yoy). 

"Dibandingkan Mei 2017, inflasi cenderung lebih rendah, karena Mei tahun lalu ada efek pencabutan subsidi listrik 900 VA. Overall inflasi Mei tahun ini masih di bawah target APBN sebesar 3,5 persen," kata Bhima kepada VIVA melalui pesan singkat, Jakarta, Senin 4 Juni 2018. 

Memotret Lonjakan Harga di Hari Raya Idul Fitri

Jika diuraikan, beberapa faktor yang berpengaruh kepada inflasi Mei di antaranya adalah permintaan barang kebutuhan pokok pada Ramadan yang cukup tinggi. Ada tekanan inflasi komponen volatile food.

Beberapa barang kebutuhan pokok sepanjang Mei yang mengalami kenaikan harga berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional yaitu, ayam ras naik 2,6 persen menjadi Rp35.500 per kilogram, telur ayam naik 6,4 persen menjadi Rp25.600 per kg, dan gula pasir naik 0,35 persen menjadi Rp14.000 per kg.

Usai Minyak Goreng dan Kedelai, Kini Harga Daging Sapi Merangkak Naik

"Efek imported inflation akibat pelemahan kurs juga berimbas pada naiknya harga barang konsumsi di tingkat konsumen terutama barang impor," katanya. 

Selain itu, dia melanjutkan, secara musiman pembelian tiket mudik Lebaran, baik moda transportasi darat, laut, dan udara akan mendorong inflasi dari sisi transportasi hingga Juni mendatang. 

"Masyarakat masih menahan belanja karena beberapa faktor seperti masa Lebaran berdekatan dengan tahun ajaran baru sekolah, sehingga masyarakat cenderung menabung," jelasnya. 

Faktor lain yakni, kepercayaan konsumen sedikit menurun akibat teror bom yang berakibat pada rendahnya minat masyarakat belanja di pusat keramaian. 

"Agresivitas pajak dan ekspektasi kenaikan harga energi juga berpengaruh ke consumer confidence," ujarnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya