Mengintip Istilah Bisnis Terpopuler Sepanjang Kuartal I

Grant Thornton Corporate Jargon Index.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Istimewa

VIVA – Dalam urusan dunia usaha atau korporasi, banyak terdapat istilah bisnis atau jargon yang sering digunakan untuk berkomunikasi. Seperti saat membaca e-mail atau berdiskusi dengan rekan kerja dan klien.

Berawal dari Dropship, Gamer Ini Punya Rental Mobil dan Beberapa Vila Miliaran di Bali

Penggunaan jargon bisnis sering kali memusingkan, terutama bagi pihak yang berasal dari industri berbeda. Namun, jargon telah ada sejak dulu dan terus bermunculan, serta menjadi bagian dari komunikasi bisnis sehari-hari baik secara verbal maupun digital seperti e-mail.  

Untuk itu, Grant Thornton LLP, US Member Firm dari Grant Thornton International, melakukan analisis terhadap 124 jargon perusahaan yang terdapat dalam situs perusahaan, liputan berita, dan media sosial perusahaan kelompok Fortune 500 sepanjang kuartal I-2018.

Dari Kurir Paket Kini Jadi Influencer, Pria Ini Sukses Bisnis Laundry dan Jasa Pembuatan Website

Seperti diketahui, Fortune 500 adalah daftar tahunan yang diterbitkan oleh majalah Fortune yang memeringkatkan 500 perusahaan umum dan milik pemerintah teratas berdasarkan pendapatan bruto.

Analisis tersebut dinamakan Grant Thornton Corporate Jargon Index, berupa daftar peringkat jargon dan berbagai istilah bisnis yang umum digunakan dan diukur melalui platform Brandwatch.

Anak Muda Ini Dulu Kuli, Sekarang Sukses Jadi Pengusaha Digital

Indeks yang baru pertama kali diluncurkan ini menarik data dari 124 istilah bisnis utama periode 1 Januari hingga 31 Maret 2018. Index ini adalah bagian dari platform 'Status Go' perusahaan yang menekankan cara berpikir ke depan untuk menghadirkan hasil lebih baik buat klien.

National Managing Principal of Advisory Services Grant Thornton LLP-United States, Srikant Sastry, menjelaskan penggunaan jargon bisnis yang tepat sangat penting. Sebab jargon atau bahasa slank yang menjalar dan berkelanjutan dapat mengganggu industri dengan berbagai istilah yang kurang bermakna.

“Siapa pun yang berkecimpung di dunia bisnis dapat menjadi pencetus penggunaan jargon yang berlebihan, bahkan kenyataannya penyedia jasa profesional dapat di kategorikan sebagai pelaku utama,” ujar Srikant dalam keterangan tertulisnya, Selasa 26 Juni 2018.

Adapun hasil Grant Thornton Corporate Jargon Index dengan penggunaan jargon terbanyak alias terpopuler sepanjang kuartal I adalah 'Best in Class', dengan kemunculan sebanyak 71.729 kali.

Lalu, jargon bisnis terpopuler kedua adalah 'Value Add' dengan kemunculan 56.657 kali, disusul 'Game Changer' 48.862 kali, 'Action Plan' 26.863 kali, serta 'On the Same Page' 26.333 kali. Rata-rata kemunculan dari 124 jargon bisnis ini adalah 7.868 kali.

Sedangkan untuk jargon yang paling sedikit muncul antara lain 'Sharpen the Pencil' yang tercatat hanya 33 kali dipakai. Sementara jargon bisnis yang tidak populer yaitu 'Run It up the Flagpole' sebanyak 41 kali, 'Put a Pin in It' 45 kali, 'Give 110 Percent' 61 kali, dan 'Singing from the Same Hymn Sheet' cuma 68 kali.

Tak sampai di situ, Grant Thornton Corporate Jargon Index juga mencatat 'Corporate Values' sebagai jargon yang mengalami kenaikan popularitas tertinggi, yakni 190 persen di kuartal pertama tahun ini. Sedangkan 'Tiger Teams' berada di puncak daftar penurunan popularitas tertinggi, yakni minus 85 persen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya