AS Ancam Perang Dagang dengan RI, Menperin: Kita Sudah Menang

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto
Sumber :
  • VIVA/Ikhwan Yanuar

VIVA – Menteri Perdagangan Airlangga Hartato menanggapi santai “ancaman” Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang akan mengenakan bea masuk bagi 124 produk Indonesia. Saat ini AS tengah meninjau ulang fasilitas keringanan bea masuk produk-produk tersebut, dikarenakan Indonesia terus menikmati surplus.

Neraca Perdagangan Januari Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi RI

Menurut Airlangga, tindakan AS yang melakukan peninjauan 124 produk  adalah sebuah dampak dari berhasilnya Indonesia memenangkan perdagangan dengan AS. Karena itu, dengan kemenangan tersebut AS menurutnya berencana melakukan pengenaan bea masuk terhadap produk Indonesia.

"Ya enggak apa-apa (AS tinjau 124 produk kita). Soalnya kita sudah menang lawan Amerika (surplus perdagangan), jadi dia review kita," ucap Airlangga saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat 6 Juli 2018.

Neraca Perdagangan RI Surplus, BI: Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi Indonesia

Lebih lanjut, Airlangga mengatakan, dari 124 produk tersebut, yang saat ini tengah ditinjau AS adalah produk berupa makanan beku atau frozen food, serta kertas.

Sebab, menurut Airlangga, untuk saat ini, kedua produk tersebut menjadi yang terbesar diekspor Indonesia ke AS, maka dia ingin mengurangi defisit perdagangan.

Neraca Perdagangan Oktober Surplus, BI: Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

"Sama seperti Indonesia, mereka juga ingin mengurangi trade defisit. Ya salah satunya produk-produk seperti frozen food juga kertaskan kita juga sudah kena," jelasnya.

Karena itu, menurut Airlangga, demi mengantisipasi dampak tindakan AS tersebut, pemerintah akan mencari produk-produk baru untuk diekspor. Sebab, menurut dia, AS juga masih memiliki kepentingan ekonomi dengan Indonesia.

"Tentu kita cari prodak baru. Dan tentu dalam tanda petik kitakan langkah berikutnya harus antisipasi. Nah kan banyak sebetulnya kepentingan ekonomi AS di Indonesia," tegas Airlangga. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya