- Dukuemntasi Ditjen Perhubungan Laut, Kemenhub.
VIVA – Kebocoran pipa gas bawah laut milik China National Offshore Oil Corporation (CNOOC) di perairan Banten, penyelesaiannya diambil alih oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas atau SKK Migas.
"Ini nanti tugas SKK migas. Nanti SKK migas yang akan menerangkan," kata Joko Agussema, operator gas CNOOC, di kantor PLTGU Cilegon, Selasa 10 Juli 2018.
Sementara itu, terkait kerugian yang dialami PLTGU Cilegon sebesar Rp7 miliar per hari, akan diselesaikan bersama-sama dengan CNOOC. Satu unit turbin listrik milik PLTGU Cilegon yang masih beroperasi, kini bergantung kepada suplai gas dari PGN.
"Kami hanya bisa memaksimalkan satu turbin. (Kebutuhan gas PLTGU Cilegon per hari) 84 bbtud, kalau dari PGN 30 bbtud. Dari kemarin hingga sekarang (pasokan gas dari PGN) 40 bbtud," kata General Manager PLTGU Cilegon, Irwan Edi Syahputra Lubis, di tempat yang sama.
Sementara itu, menurut Malim Hander Joni, Human Resources and Corporate PT Indorama, mengaku tak mendapatkan kendala pasokan listrik. Lantaran memiliki pembangkit listrik sendiri.
"Berdasarkan di grup WA kami, belum ada laporan perusahaan di Kota Cilegon yang mengeluh pasokan listrik. Sampai sekarang masih aman," kata Malim Hander Joni, saat dihubungi, Selasa 10 Juli 2018.
Kemudian, pelanggan listrik PLN, PT ASDP Ferry Indonesia Cabang Merak, hingga kini mengaku belum mengalami kendala pasokan listrik, akibat tidak beroperasinya satu unit turbin PLTGU Cilegon.
"Alhamdulillah, sampai saat ini kondisi di Pelabuhan Merak, berjalan lancar, tidak ada kendala yang berarti," kata Fahmi Alweni, general manager PT ASDP Ferry Indonesia Cabang Merak, melalui pesan singkatnya.
