VIVA – Indonesia sedang fokus mengatasi sejumlah hambatan usaha dengan negara-negara Eropa. Upaya itu dilakukan usai polemik pelarangan penggunaan minyak kelapa sawit asal Indonesia oleh Parlemen Uni Eropa yang ditunda beberapa waktu lalu.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong, mengatakan, polemik terkait pelarangan tersebut sebenarnya sudah selesai, sehingga sebenarnya tak terlalu khawatir, terlebih banyak hal yang bisa digarap.
"Dari perspektif saya, urusan itu (rencana pelarangan penggunaan minyak kelapa sawit) sudah selesai. Jadi jangan sampai kita terjebak di isu itu melulu, sementara banyak peluang lain yang lebih besar, lebih penting lagi, yang perlu kita garap," ujar Lembong di Kantor Wakil Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 24 Juli 2018.
Lembong menyampaikan, hambatan itu di antaranya kebijakan yang tidak kondusif untuk investor asing. Selain itu, birokrasi yang berbelit disertai peraturan-peraturan yang irasional dinilai membuat kerja sama bisnis antara Indonesia dan negara-negara Eropa menjadi terhambat.
"Saya kira keluhannya sama saja seperti dari negara lain maupun dari dunia usaha domestik," ujar Lembong.
Sementara itu, Lembong menyampaikan, ada banyak peluang kerja sama usaha yang memiliki potensi memberi keuntungan besar yang bisa digarap oleh Indonesia dan negara-negara Eropa. Peluang itu di antaranya ada di bidang dirgantara, perkeretaapian, hingga permesinan.
"Kita harus lebih banyak bicara peluang dan perkembangan positif (dalam kerja sama dengan negara-negara Eropa). Tapi tentunya, kita juga masih banyak PR yang harus diatasi," ujar Lembong.
Menteri Investasi Bahlil Resmikan Media Center Indonesia Maju, Ini Fungsinya
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia meresmikan media center Indonesia Maju di Menteng, Jakarta Pusat.
