- VIVA/Ikhwan Yanuar
VIVA – Pemerintah saat ini terus menekan lonjakan impor yang terus terjadi, utamanya untuk mempangkasi impor di sektor Bahan Bakar Minyak atau BBM serta impor barang untuk kebutuhan infrastruktur.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menuturkan, untuk mempangkas impor BBM, maka pemerintah mendorong penggunaan campuran Biodisel 20 persen atau B20 untuk di segala sektor yang saat ini tengah dipercepat implementasinya. Hal ini dikatakannya bisa menjadi barang substitusi impor dari BBM.
"Impor barang strategis tadi dibahas (dalam ratas di Istana Bogor), mengenai bahan bakar untuk B20 di terapkan secara segera. Ini akan pengaruhi impor bahan bakar minyak dan bisa mengurangi impor dengan substitusi dan meningkatkan nilai harga CPO (crude palm oil) kita," ucapnya saat ditemui di Gedung Kementerian Keuangan, Selasa 31 Juli 2018.
Adapun untuk mempangkas belanja barang untuk proyek infrastruktur, dia mengatakan, pemerintah tidak akan segan untuk menghentikan proyek-proyek infrastruktur besar maupun kecil, termasuk yang tercakup ke dalam Proyek Strategis Nasional atau PSN.
"Untuk infrastruktur yang konten impornya besar, akan kita koordinasi dengan Menko Perekonomian yang memiliki portfolio terutama PLN dan Pertamina serta instansi yang memiliki project strategis dan konten impor tinggi. Kita perketat dari sisi peraturnya agar proyek itu benar-benar penting dan urgent kalau tidak kita tunda pada tahun-tahun yang akan datang," ujarnya.
Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo meminta jajaran menteri Kabinet Kerja serius dalam menghadapi situasi pelemahan cadangan devisa akibat lonjakan impor yang terus terjadi. Hal itu disampaikan dalam rapat terbatas (ratas) di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa, 31 Juli 2018.
Jokowi menyampaikan, hal yang harus dilakukan adalah mengendalikan laju impor sambil meningkatkan ekspor. Impor di antaranya bisa dikendalikan dengan pelaksanaan kebijakan mandatory diesel atau bauran yang bersifat mengikat untuk BBM dan biodiesel berbasis nabati. Kebijakan ini diyakini menghemat devisa dari impor minyak sebesar US$21 juta per hari.
Alasan Harga Keekonomian BBM RI Cukup Mahal Saat Ini
Harga keekonomian BBM saat ini lebih dipengaruhi oleh harga minyak mentah dunia yang naik dan masih besarnya impor minyak Indonesia.
