Ekspor Gerbong Kereta ke Sri Lanka, RI Tawarkan Paket Lengkap

Presiden Joko Widodo dan PM Sri Lanka Ranil Wickremesinghe di Hanoi, Vietnam.
Sumber :
  • Dok. Biro Pers Istana

VIVA – Dalam kunjungan ke Hanoi Vietnam, Presiden Joko Widodo menyempatkan melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe di Hotel Melia, Hanoi, Rabu 12 September 2018.

Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel Buntut Pengiriman Bantuan ke Gaza Terhambat

Salah satu yang menjadi pembahasan dan disepakati, adalah mengenai ekspor gerbong kereta api. Tidak hanya itu, Presiden Jokowi, bahkan menawarkan paket lengkap.

"Indonesia juga menawarkan bentuk kerja sama paket lengkap, termasuk pembelian fasilitas dan infrastruktur kereta seperti rel, stasiun, depot, dan sistem persinyalan," kata Presiden Jokowi, seperti dalam siaran pers, Rabu 12 September 2018.

Pelayaran Internasional Pelabuhan Kuala Tanjung Kembali Dibuka, Unilever Perdana Ekspor

Tidak hanya kereta, Presiden Jokowi menyatakan Indonesia, siap turut serta dalam mempercepat pembangunan infrastruktur di Sri Lanka. Indonesia, melalui PT Wijaya Karya mengungkapkan ketertarikannya berpartisipasi dalam proyek pembangunan jembatan baja di negara tersebut.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi juga mengucapkan terima kasih atas dukungan Sri Lanka kepada Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Presiden juga mengapresiasi peran serta Sri Lanka dalam ajang Asian Games 2018 di Indonesia.

Keren, Batik Indonesia Paling Banyak Diekspor ke Amerika Serikat dan Jerman

Pertemuan itu, sebenarnya sebagai tindaklanjut dari yang disepakati dalam kunjungan Jokowi ke Colombo, Ibu Kota Sri Lanka pada Januari 2018 lalu, utamanya dalam bidang perdagangan.

Salah satunya adalah upaya bersama Indonesia dan Sri Lanka untuk mengekspor pakaian jadi ke Uni Eropa.

"Upaya pengajuan bersama ke Komisi Eropa terkait pengiriman pakaian jadi akan membuka akses pasar ke Uni Eropa. Kita harus melanjutkan pendekatan intensif kita, sehingga proposal dapat diterima Uni Eropa," kata Jokowi.

Jokowi juga berharap, ada pembentukan kelompok kerja antar kedua negara dalam bidang perdagangan dan investasi. Mantan gubernur DKI itu ingin, agar dapat segera mengidentifikasi potensi, mengatasi hambatan perdagangan dan investasi.

"Kita harus mendorong, agar sidang perdana kelompok kerja tersebut dapat dilaksanakan sesegera mungkin," ucap Presiden.

Kepada PM Ranil, Presiden juga mendorong agar studi kelayakan bersama terkait upaya pembentukan perjanjian perdagangan bebas (FTA) antara Indonesia - Sri Lanka dapat segera dimulai.

Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya