Mendag Minta Pengusaha Banjiri Produk Dalam Negeri

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita
Sumber :

VIVA –  Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita meminta kepada para pengusaha di Indonesia untuk membanjiri produk-produk mereka di pasar domestik. Hal ini ditujukan supaya arus barang dari luar negeri akibat adanya perang tarif antar Amerika Serikat dan China tidak banjir ke Indonesia.

Luhut Beberkan 7 Strategi Genjot Penggunaan Produk Dalam Negeri

Menurut dia, perang perdagangan yang terjadi antara AS dan China pada dasarnya tidak memiliki dampak langsung terhadap Indonesia. Namun, potensi dari risiko banjirnya produk-produk kedua negara tersebut yang saling dikenakan tarif terbuka lebar masuk ke Indonesia.

"Aliran barang masuk ke kita mana kala kita tidak siap. Itu tidak bisa kita hentikan karena kita ada perjanjian dengan negara lain. Kita harus antisipasi juga dengan arus barang masuk, maka saudara penuhi produk dalam negeri untuk pasar dalam negeri itu cara kita cegah itu," kata dia dikantornya, Selasa 18 September 2018.

Ganjar Ingin Tingkatkan Geliat Industri Guna Majukan Produk Dalam Negeri

Menurutnya, pengusaha tidak perlu takut akan daya beli masyarakat yang saat ini dianggap akan tergerus akibat depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar, maupun akibat memasuki tahun politik yang dianggap mampu memengaruhi stabilitas pasar domestik. 

Sebab, kata dia, daya beli masyarakat hingga saat ini masih terjaga, dengan dibuktikan dari inflasi yang masih terjaga dibawah batas aman yang dipatok pemerintah sebesar 3,5 persen hingga pendapatan masyarakt yang terus meningkat beriringan dengan pertumbuhan ekonomi nasional.

Kualitas Teruji, Ganjar Ajak Semua Pihak Gunakan Produk Dalam Negeri

"Pendapatan masyarakat kita meningkat, dan setiap pembangunan infrastruktur yang dibangun pasti berkolerasi positif atas pertumbuhan ekonomi di daerah yang dibangun ini. Jadi dengan kondisi itu maka mengisi di dalam negeri sendiri itu menjadi kebutuhan yang nyata," katanya.

"Yang kedua, untuk ekonomi rakyat di pedesaan pasti meningkat (di tahun politik). Karena uang beredar banyak, karena caleg untuk pilpres ini pasti ada uang rapat walaupun money politik tidak boleh ada. Ada uang transpor, jadi transportasi bagus berjalan. Kemudian urusan sembako, sekarang saja sudah jalan," tambah Enggar.

Selain itu, dia menegaskan, melalui berbagai kebijakan pemerintah untuk membatasi impor, yang salah satunya dengan menaikkan tarif pajak penghasilan terhadap 1147 barang, maka tidak ada alasan bagi pengusaha domestik untuk menggiatkan produksinya. Hal ini bisa menjadi peluang bagi pengusaha untuk meluaskan pasar produksinya dari adanya perang perdagangan.

"Nah berbagai langkah yang akan kita sosialisasikan adalah dari Kemendag. Sebenarnya sudah ada Peremndag mengenai ekspor dari sumber daya alam dan CPO (crude palm oil). Harus 100 persen local content dan 50 hasil ekspor harus mengendap minimum enam bulan dan dikonversikan dalam rupiah," tegasnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya