Banyak Jalan Tertutup Hutan Lagi, Dirjen Bina Marga Ungkap Penyebabnya

Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Sugiyartanto
Sumber :

VIVA – Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Sugiyartanto menjelaskan, banyaknya jalan yang sudah dibuka di sejumlah daerah kembali tertutup hutan karena penggunaan dan pola perawatannya tidak maksimum.

Selesaikan Persoalan Papua, Jusuf Kalla Beri Saran Begini ke Prabowo-Gibran

Hal itu, misalnya, terjadi di jalur Wamena-Jayapura yang kini seakan kembali menjadi hutan lebat akibat lama dibiarkan dan tidak efektif dalam pemeliharaannya.

"Sebenarnya keterbukaan jalan itu harapannya bisa dilewati secara maksimum. Masalah jarang dilewati itu bisa karena faktor rusak atau apa pun, dan itu memang bagian dari pembangunan dan pemeliharaan jalan," kata Sugiyartanto di kantornya, kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis, 20 September 2018.

Pengawasan Pilkada 2024 di Kabupaten Puncak Papua Terancam Tak Maksimal

Apabila jalan yang sudah dibuka tidak digunakan secara maksimal dan pemeliharaannya pun terbilang minim, menurut Sugiyarto, dapat menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan penghutanan kembali jalan tersebut.

Target pembukaan dan pembangunan jalan, yakni meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas kerap tidak dibarengi dengan pertumbuhan aspek ekonomi di wilayah-wilayah yang dilalui jalan tersebut.

Amnesty International Sebut Pelanggaran HAM di RI Semakin Buruk, Aparat Paling Banyak Terlibat

"Targetnya kan soal bagaimana konektivitas dan aksesibilitas. Khusus konektivitas, di sana sebenarnya sudah banyak KK (kepala keluarga) dan jalan itu juga sudah tembus sebelum tahun 2000," kata Sugiyartanto.

Dia menambahkan, "Tapi (jalan-jalan itu) menghutan kembali karena penggunaan luas jalan itu tidak maksimal. Padahal sebenarnya kan kita buka jalan untuk merangsang adanya kawasan industri atau KEK di sana." (ase)

Gula pasir (ilustrasi).

Harga Gula Meroket, Ini Kata Kadis Perindag ESDM Sumut

Harga gula di Sumatera Utara meroket. Terpantau, harga di pasar mencapai Rp 18 ribu per kilogram.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024