Setelah Avengers Jokowi Singgung Ekonomi Dunia Mirip Game of Thrones

Presiden Joko WIdodo (tengah) bersama Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde (kanan) dan Presiden Grup Bank Dunia Jim Yong Kim (kiri) bertepuk tangan di sela-sela seminar 'The Bali Fintech Agenda' di rangkaian pertemuan tahunan IMF Bank Dunia.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Zabur Karuru

VIVA – Presiden Joko Widodo menggambarkan kondisi global saat ini, khususnya kondisi ketidakpastian dan pertumbuhan ekonomi yang tidak merata, serta terus meningkatnya tensi perang perdagangan, selayaknya kisah film seri Game of Thrones.

Ibarat Infinity War, Erick Thohir Sebut Dunia Butuh Avengers

Hal itu disampaikannya saat menjadi pembicara pembuka dalam Annual Meeting Plenary Pertemuan Tahunan IMF dan Bank Dunia di Bali Nusa Dua Convention Center, Jumat 12 Oktober 2018. Sebelumnya, dalam Forum Ekonomi Dunia, Jokowi juga pernah mengumpamakan kondisi global dengan film Avengers: Infinity War.

Menurut Jokowi, layaknya alur cerita film Game of Thornes, kondisi perekonomian global saat ini yang sangat dipengaruhi saling berperangnya (perdagangan) negara-negara maju satu dengan lainnya untuk memperoleh percepatan pertumbuhan ekonomi tunggal. 

Fabien Frankel Gabung di Prekuel Game of Thrones

Hal itu kata Jokowi, menyebabkan negara maju tersebut lupa bahwa dengan kondisi tersebut, negara-negara global lainnya tengah menghadapi ancaman yang lebih besar dari perang perdagangan tersebut.

"Dengan banyak permasalahan perekonomian dunia, sudah cukup bagi kita untuk mengatakan bahwa, the winter is coming. Namun akhir-akhir ini, hubungan antar negara-negara ekonomi maju semakin lama semakin terlihat sepeti Game of Thrones," tutur Jokowi yang disambut riuh tepuk tangan peserta.

Bank Indonesia Proyeksi Ekonomi Global 2021 Tumbuh 5,1 Persen

Sebelum kondisi tersebut, pada dasarnya menurut dia, hubungan erat perekonomian maupun perdagangan antar negara-negara maju mampu berkontribusi besar bagi negara-negara untuk ikut maju bersama melalui arus tersebut. Akan tetapi dengan perubahan yang ada saat ini, kondisi global cenderung mengarah pada kondisi bencana krisis yang lebih parah.

"Dalam seriel Game of Thrones, sejumlah great houses bertarung hebat satu sama lain untuk ambil alih kendali the iron thrones. Ini menggambarkan siklus kehidupan, perebutan kekuasaan antar great houses bagai roda besar. Satu great house tengah berjaya sementara house yang lain kesulitan. Dan setelahnya house nya berjaya dengan menjatuhkan house yang lainnya," ungkapnya.

"Namun yang mereka lupa, tatkala great houses sibuk satu sama lain, mereka tidak sadar adanya ancaman besar dari utara. Seorang evil winter yang ingin merusak dunia dengan es dan kehancuran. Dengan kekhawatiran itu akhirnya mereka sadar tidak penting siapa yang duduk di iron thorne yang penting kekuatan bersama mengalahkan evil winter," tambahnya.

Melalui sambutan tersebut, di depan peserta dari 189 negara anggota Annual Meeting IMF-World Bank, Jokowi berharap sekaligus mengimbau bahwa saat ini adalah saatnya kerja sama dan kolaborasi. Bukan lagi saatnya berkompetisi dan rivalitas.

"Tahun depan kita saksikan season terakhir Game of Thrones. Saya bisa perkirakan gimana akhir ceritanya. Saya yakin ceritanya berakhir dengan pesan moral bahwa konfrontasi dan perselisihan akan memberikan dampak negatif baik yang menang maupun kalah. Kedua-duanya sadar bahwa kemenangan maupun kekalahan dalam perang hasilnya sama yaitu dunia porak-poranda," tegasnya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya