Hingga Kuartal III 2018, Pelanggan PLN Bertambah 2,5 Juta Orang

ilustrasi pembangkit listrik.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Nur Faishal

VIVA – PT PLN menerbitkan laporan keuangan kuartal III 2018. Laba perusahaan sebelum selisih kurs hingga periode tersebut mencapai Rp9,6 triliun atau meningkat 13,3 Persen dibanding tahun lalu yang sebesar Rp8,5 triliun.

Capaian PLN 2021: Pelanggan 82,5 Juta, Rasio Elektrifikasi 99,43%

Executive Vice President Corporate Communication and CSR, I Made Suprateka mengatakan, kenaikan laba tersebut ditopang oleh kenaikan penjualan dan efisiensi yang dilakukan oleh perusahaan serta adanya kebijakan pemerintah DMO harga batu bara.

"Nilai penjualan tenaga listrik mengalami kenaikan sebesar Rp12,6 triliun atau 6,93 persen sehingga menjadi Rp194,4 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp181,8 triliun," ujar Made melalui keterangan tertulisnya, Rabu 31 Oktober 2018. 

Grab Permudah Mobilisasi Karyawan PLN

Dia menjelaskan, volume penjualan sampai dengan September 2018 mencapai 173 Terra Watt hour (TWh) atau tumbuh 4,87 persen dibanding tahun lalu sebesar 165,1 TWh. 

"Perusahaan terus mempertahankan tarif listrik tidak naik, dalam rangka menjaga daya beli masyarakat dan agar bisnis serta industri semakin kompetitif guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional," imbuhnya. 

Listrik di Lokasi Gempa Pasaman Barat Hidup Lagi

PLN mencatat jumlah pelanggan pada kuartal III 2018 telah mencapai 70,6 juta atau bertambah 2,5 juta pelanggan dari akhir tahun 2017, sehingga mendorong kenaikan rasio elektrifikasi nasional dari 95,07 persen pada 31 Desember 2017 menjadi 98,05 persen pada 30 September 2018. 

"Capaian rasio elektrifikasi ini telah melebihi target tahun 2018 yang dipatok sebesar 96,7 persen," ujarnya. 

Made mengungkapkan, kebijakan Pemerintah terkait Domestic Market Obligation (DMO) harga batu bara untuk sektor kelistrikan berjalan efektif, sehingga kenaikan harga komoditas batu bara internasional tidak berdampak signifikan terhadap beban operasi perusahaan. Penggunaan pembangkit menggunakan batu bara semakin meningkat.  

Selain itu, menurutnya, perusahaan juga sudah melakukan reprofiling atas pinjaman sehingga didapatkan pinjaman baru dengan tingkat bunga yang cukup rendah dan jatuh tempo lebih panjang menjadi 10 sampai 30 tahun.

Sejalan dengan kemajuan program 35 GW, maka sejak Januari 2015 sampai dengan September 2018 PLN telah menanamkan dana untuk Investasi sebesar Rp248 triliun. Pada periode yang sama, peningkatan jumlah pinjaman hanya sebesar Rp148 triliun atau 60 persen dari total Investasi.

"Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan dana internal PLN masih sangat memadai yaitu sekitar 40 persen atau Rp100 triliun dari seluruh kebutuhan Investasi tersebut," katanya. 

Ia melanjutkan, berdasarkan standar akuntansi yang berlaku dan hanya untuk keperluan pelaporan keuangan maka pinjaman valas tersebut harus diterjemahkan (kurs) ke dalam mata uang rupiah sehingga memunculkan adanya pembukuan selisih kurs sebesar Rp17 triliun. Meskipun, sebagian besar pinjaman PLN masih akan jatuh tempo pada 10-30 tahun mendatang. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya