Cadangan Devisa Naik, Rupiah Terus Menguat terhadap Dolar AS

Serang petugas bank menghitung pecahan uang rupiah
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat terus menguat selama tiga hari awal pekan ini. Berdasarkan data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah mulai menguat terhadap dolar di bawah Rp15 ribu sejak 5 November 2018. 

Cadangan Devisa RI Maret Turun Jadi US$136,2 Miliar Buat Bayar Utang dan Stabilisasi Rupiah

Berdasarkan kurs referensi Jisdor, rupiah hari ini menguat di level Rp14.651 per dolar AS atau terapresiasi 113 poin dibanding kemarin di posisi Rp14.764.

Sementara itu, di pasar spot hari ini, Kamis, 8 November 2018, rupiah menguat 0,27 persen dibanding pembukaan perdagangan, yakni berada di level Rp14.634 per dolar AS. Posisi rupiah ini menguat 580,5 poin dari Rp15.127,5 per dolar AS pada Kamis pekan lalu.

Melemah ke Level Rp 16.058 Per Dolar AS, Ada Harapan Rupiah Menguat Hari Ini

Kepala Ekonom Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih menilai, penguatan rupiah per hari ini tidak terlepas dari data cadangan devisa Bank Indonesia yang naik per akhir Oktober 2018 menjadi US$115,2 miliar dari posisi US$114,8 miliar pada September 2018. 

"Posisi cadev yang meningkat ini menambah keyakinan terhadap rupiah yang masih mempunyai volatilitas cukup tinggi saat ini," kata Lana dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis 8 November 2018.

Rupiah Menguat Pagi Ini Terdorong Optimisme Ekonomi RI Bakal Tumbuh di Atas 5 Persen

"Pada minggu lalu, BI juga menambah bantalan valas lewat bilateral currency swap dengan MAS (Monetary Authority of Singapore) senilai US$10 miliar. Ada kombinasi faktor global dan domestik yang mendukung penguatan rupiah tersebut," dia menambahkan. 

Dari sisi faktor global, hasil pemilu sela di AS dianggap sesuai dengan prediksi pelaku pasar keuangan, yakni Partai Demokrat berhasil memenangi kontrol di DPR dan Partai Republik kokoh menjadi mayoritas di Senat. Ini membuat pelaku pasar bereaksi dengan menjual dolar pada hari Rabu karena kemungkinan stimulus fiskal akan semakin memudar.

Namun demikian, penguatan ini juga dikatakannya perlu pengujian lebih lanjut ketika Bank Sentral AS atau The Federal Reserve menaikkan suku bunganya pada Federal Open Market Committee (FOMC) Desember mendatang. Terlebih, saat ini pelaku pasar masih dalam posisi wait and see terhadap hasil rapat FOMC tersebut.

Pengamat pasar modal dari Asosiasi Analis Efek Indonesia atau AAEI, Reza Priyambada, mengatakan hal senada. Menurutnya, membaiknya cadangan devisa nyatanya berhasil memberikan sentimen positif pada pergerakan rupiah.

Sentimen positif bagi mata uang Garuda juga imbas dari pembatasan impor, dan mulai diberlakukannya transaksi non-deliverable forward. “Kondisi tersebut memberikan kesempatan pada rupiah untuk dapat bergerak positif,” katanya.

Reza memprediksi rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.610-14.562 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya