Dampak Ekonomi Proyek Infrastruktur di Papua Barat Masih Minim

Diskusi Papua Saat Ini di Bursa Efek Indonesia.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan Provinsi Papua Barat, Yuliana Numberi, mengakui dampak pengembangan infrastruktur terhadap aspek perekonomian di wilayahnya, hingga saat ini sudah berjalan meskipun ruangnya dirasa masih sangat kecil.

Jokowi Resmikan 147 Bangunan yang Direhabilitasi Pasca Gempa di Sulawesi Barat

Menurutnya, bagi masyarakat asli Papua yang berada di daerah terpencil, akses mereka untuk menggunakan infrastruktur itu hingga saat ini masih terbatas, dikarenakan transportasi yang masih sulit.

"Maka kami berharap infrastruktur juga harus disertai dengan transportasi yang cukup, sehingga mobilitas masyarakat tidak memakan waktu yang panjang," kata Yuliana dalam diskusi 'Papua Saat Ini', di Gedung BEI, Jakarta, Senin 12 November 2018.

Jokowi: Jalan Inpres Gorontalo Penting untuk Tingkatkan Konektivitas Daerah

Saat ditanya apakah dari sisi ekonomi angka kemiskinan masyarakat di Papua Barat turun signifikan dengan adanya pengembangan infrastruktur tersebut, Yuliana menegaskan sebenarnya kesempatan itu ada bagi masyarakat Papua, khususnya di Papua Barat.

Namun, minimnya sinergitas para eksekutor pembangunan di daerah itu menurutnya masih kurang awas dan jeli, dalam memanfaatkan kesempatan bagi masyarakat guna meningkatkan aspek perekonomian dan menurunkan angka kemiskinan.

Empat Alasan Utama Publik Puas dengan Kinerja Jokowi, Menurut Survei Indikator

"Kalau kita bicara tingkat kemiskinan, Papua Barat itu kan nomor dua di Indonesia. Kalau kita melihat kondisi, sebetulnya peluang (menurunkan angka kemiskinan) itu sudah ada," kata Yuliana.

"Tetapi pelaksana-pelaksana kebijakan pembangunan di daerah itu belum melihat lebih jeli sehingga pengembangan ekonomi masyarakat Papua itu masih rendah," ujarnya.

IKN Nusantara.

Sri Mulyani Ungkap Pembangunan IKN Sudah Sedot APBN Rp 4,3 Triliun

Realisasi APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) per 1 April 2024, telah mencapai Rp 4,3 triliun atau 10,9 persen dari pagu.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024