Oman Sepakat Danai 100 Persen Pembangunan Kilang Bontang

Perusahaan Migas Asal Oman Sepakat Danai 100 Persen Pembangunan Kilang Bontang
Sumber :
  • Dok. Pertamina

VIVA – PT Pertamina menandatangani Framework Agreement dengan perusahaan migas pelat merah asal Oman, Overseas Oil and Gas, untuk pembangunan proyek kilang baru atau Grass Root Refinery di Bontang.

Pertamina Tegaskan Pertalite Tetap Disalurkan ke Seluruh Wilayah RI

Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Ignatius Tallulembang mengatakan, 100 persen pendanaan pembangunan kilang itu akan berasal dari mitra kerja tersebut. Kilang ini akan menjadi kilang terbesar pertama dengan produksi 300 ribu barel per hari yang terintegrasi langsung dengan fasilitas Petrokimia.

"100 persen pendanaan dari partner (mitra), Pertamina dapat golden share 10 persen," kata Ignatius Tallulembang di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Senin 10 Desember 2018.

Tambah Dua VLGC, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Meski minoritas, ia melanjutkan, porsi Pertamina di kilang tersebut akan terus ditingkatkan menjadi 20 sampai 30 persen secara bertahap. Di satu sisi, Pertamina memang telah siap untuk penyediaan lahan.
 
"Nanti, kami juga akan tambah jadi 20 atau 30 persen, karena sesuai Perpres PSN (Proyek Strategis Nasional)," katanya.

Wakil Komisaris Utama Pertamina, Arcandra Tahar mengungkapkan, investasi total yang dibutuhkan untuk pembangunan diperkirakan mencapai US$10 miliar yang akan disiapkan oleh OOG. Menurutnya, pemilihan Oman sebagai mitra telah melalui proses lelang yang transparan.

Pertamina dan Polri Tandatangani Kerja Sama Pengamanan Objek Vital Nasional

"Ini termasuk (investasi) yang besar masuk dari timur tengah, proses transparan, sehingga yang menang Oman, (investasi) totalnya ada sekitar US$10 miliar," kata Arandra

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menambahkan, pemilihan OOG sebagai mitra pembangunan kilang Bontang didasarkan pada seleksi yang dilakukan sejak tahun lalu. Kriteria mitra yang dicari adalah yang memiliki kemampuan keuangan dalam mengembangkan kilang dan merupakan perusahaan yang bergerak di bidang yang sama.

"Kita menetapkan beberapa kriteria, financial capability dan pemain yang sama (perusahaan migas). Dan, itu adalah G to G (Government to Government), jadi state own company (BUMN) di sana. State Own atau yang direkomendasikan oleh negara sahabat kita," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya