Pertumbuhan Ekonomi Era Jokowi Diklaim Berkualitas, Ini Penjelasannya

Kahmi Economic Forum.
Sumber :
  • Arrijal Rachman/VIVA.co.id.

VIVA – Pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dianggap banyak kalangan mengalami stagnasi. Bahkan, sering disebut jauh dari target yang dicanangkan Jokowi pada saat kampanye di 2014 sebesar tujuh persen.

Wapres Ma'ruf Serukan Umat Islam Bangkitkan Ekonomi Syariah

Asisten Staf Khusus Presiden Fajar Bambang Irawan membantah, pertumbuhan ekonomi di era tersebut dapat disebut stagnan. Sebab, sejak 2015 hingga saat ini, pertumbuhan ekonomi terus mengalami pertumbuhan di tengah kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian.

Dia menyebutkan pada 2015, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,88 persen, kemudian berlanjut di 2016 menjadi 5,02 persen, di 2017 menjadi 5,07 persen, dan di kuartal III 2018 menjadi 5,17 persen. Itu menurutnya lebih baik dibanding capaian pertumbuhan ekonomi di periode 2010-2014 yang terus turun dari 6,22 persen menjadi 5,01 persen.

Dukung UMKM Indonesia, BRI Gelar Pesta Rakyat Simpedes

"Kami di 2015-2018 trennya positif dan stabil. Itu harus jadi poin penting yang harus di baca. Jadi memang ini beda dengan janji kampanye 2014, tapi enggak ada yang bisa prediski gejolak ekonomi ke depan, untungnya kita masih bisa tumbuh positif," katanya di acara Kahmi Economic Forum, Jakarta, Rabu 12 Desemeber 2018.

Dia pun menegaskan, kuantitas pertumbuhan ekonomi tersebut pada dasarnya tidak penting, namun kualitas pertumbuhan itu menurutnya yang harus terus dijaga sehingga mampu stabil di tengah gejolak perekonomian global. Hal itu yang menurutnya dibuktikan di masa pemerintahan Jokowi.

Dirut BRI Ungkap 2 Faktor yang Bisa Selamatkan Indonesia dari Resesi di 2023

"Ini penting karena kita tidak butuh kuantitas, tapi kualitas pertumbuhan ekonomi. Tumbuh terus di lima persen dengan berkualitas itu sudah cukup," tegasnya.

Karena itu dia mengungkapkan, di masa kepemimpinan Jokowi kemiskinan mampu turun hingga sentuh angka 9,82 persen, dari sebelum-sebelumnya yang bertengger di atas 10 persen. Selain itu angka pengangguran juga dikatakannya turun mencapai 5,13 persen dari yang tahun sebelumnya di posisi 5,33 persen.

"Kenapa saya bilang berkualitas pertumbuhan ekonomi kita, karena kemiskinan turun, pengangguran turun ini patut diapresiasi kalau kita bicara capaian," paparnya. (DUM)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya