Sri Mulyani Sebut APBN 2018 Defisit Rp259 Triliun 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Ruang Kerjanya.
Sumber :
  • Dok. Kementerian Keuangan

VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat defisit anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN 2018 sebesar Rp259,9 triliun. Defisit APBN ini tercatat sebesar 1,76 persen dari Produk Domestik Bruto atau PDB. 

Yuk Simak! Keberlanjutan Pemulihan Ekonomi Nasional 2022

Menurut Sri, angka ini jauh lebih kecil dari asumsi yang ditetapkan dalam APBN 2018 sebesar Rp325,9 triliun atau 2,19 persen terhadap PDB. 

"Juga jauh lebih kecil dari angka defisit tahun lalu (2017) yang mencapai Rp341 triliun. Jadi penurunannya Rp80 triliun. Tahun lalu defisit di 2,51 persen GDP," kata Sri Mulyani di kantornya, Jakarta, Rabu 2 Januari 2019. 

Buka Beasiswa LPDP 2022, Menkeu Minta Pengelola Dana Abadi Transparan

Realisasi defisit anggaran ini berasal dari realisasi pendapatan negara 2018 sebesar Rp1.942,3 triliun dan belanja negara sebesar Rp2.202,2 triliun. Sehingga, dihasilkan defisit sebesar Rp259,9 triliun. 

Dijabarkan Sri Mulyani, pendapatan negara sebesar Rp1.942,3 triliun itu sebetulnya lebih besar 2,5 persen dari target APBN yang ditetapkan sebesar Rp1.894,7 triliun. 

Sri Mulyani: Subsidi Jadi Belanja APBN Terbesar pada Januari 2022

"Ini adalah suatu hasil yang sangat baik. Kalau kita lihat ke belakang, APBN 2018 adalah yang pernah mengalami realisasi lebih besar dari Undang Undang APBN-nya. Jadi pertama kali lagi penerimaan APBN kita bisa mencapai lebih besar semenjak 2012," kata dia. 

Namun di sisi lain, belanja negara yang terdiri belanja pemerintah pusat, transfer ke daerah dan dana mencapai realisasi serapan 99,2 persen dari asumsi APBN atau tercapai sebesar Rp2.202,2 terhadap asumsi APBN 2018 yang ditetapkan sebesar Rp2.220,7 triliun. 

"Untuk pertama kali belanja negara hampir mencapai 100 persen yaitu 99,2 persen dari anggaran Rp2.220,7 triliun. Kita sudah belanjakan Rp2.202,2 triliun, kita tumbuh dari tahun lalu 9,7 persen. Pertumbuhan belanja juga lebih baik dari tahun lalu baik dari pertumbuhan atau absorsinya," katanya. 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya