Gandeng Jepang, 72 Bus Trans Semarang Kini Berbahan Bakar Gas

Peluncuran 72 bus Trans Semarang berbahan bakar gas.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto

VIVA – Sebanyak 72 Bus Rapit Transit atau BRT Trans Semarang kini mulai menggunakan bahan bakar gas. Program konversi bahan bakar solar ke gas ini terealisasi berkat kerja sama Pemerintah Kota Semarang dengan Kota Toyama, Jepang. 

PGN Uji Coba Motor Berbahan Bakar CNG, Setara Seliter BBM Mampu Tempuh 38,7 Km

Kerja sama dikukuhkan dalam acara Grand Launching Konverter Gas BRT Trans Semarang oleh sejumlah pihak seperti Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, Wali Kota Toyama, Masashi Mori, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, serta Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi di Hotel Patrajasa Semarang, Rabu 9 Januari 2019.

Hendrar Prihadi menyampaikan, kerja sama konversi bahan bakar solar ke gas antara pemerintahnya dengan Toyama Jepang, merupakan langkah konkret dalam kesepakatan kerja sama atau MoU pada 14 Desember 2017 silam.

Penggunaan Bahan Bakar Gas Dinilai Bisa Menekan Biaya BBM

Untuk skema pembiayaan program ini mencapai Rp10 miliar. Meliputi 50 persen bantuan dari Toyama dan 50 persen dari APBD Kota Semarang. 

"Konversi bahan bakar solar ke gas di Bus Trans Semarang ini merupakan semangat pemerintah menghadirkan angkutan yang ramah lingkungan," kata Hendrar.

Angkot Berbahan Bakar Bensin Diisi Gas Diduga Biang Ledakan di Depok

Adapun teknologi konverter dengan sistem retrofit yang digunakan, yaitu 70 persen gas dan 30 persen solar. Kedua bahan bakar itu tetap bisa digunakan, namun solar digunakan cadangan. Selain aman dan hemat operasional, biaya bahan bakar gas ini juga lebih murah.

Hendrar menyebut, uji coba program ini sudah dilakukan pada 23 Juli 2017 lalu dengan jarak tempuh bus Trans Semarang 16,5 kilometer menggunakan bahan bakar gas. 

Hasilnya cukup efektif yakni hanya butuh 1,48 liter solar dan 4,0e Lsp gas dengan biaya Rp20.084, patokan harga gas di Jakarta Rp3.100. Sementara itu, jika hanya memakai bahan bakar solar dibutuhkan sebanyak 5,5 liter dengan biaya Rp28.325. 

Kepala Badan Layanan Umum (BLU) UPTD Trans Semarang Ade Bhakti Ariawan, menambahkan, sudah ada 72 bus BRT Trans Semarang sendiri sudah terpasang  program konverter gas ini. Meliputi Koridor 1,5,6,7 dan koridor Bandara. 

Terkait stasiun pengisian bahan bakar (SPBG) saat ini yang dioperasikan, yaitu di kantor Dishub Kota Semarang di Tambak Aji. Serta stasiun pengisian bahan bakar di Mangkang, Penggaron, dan Kaligawe.

"BRT Trans Semarang juga bekerjasama dengan PT Pertagas Niaga dalam hal pengisian bahan bakar gas dengan mendatangkan dua MRU (Mobile Refueling Unit). Keberadaan MRU akan memudahkan pengisian bahan bakar dengan CNG (Compressed Natural Gas)," jelas Ade.

Sementara itu, Wali Kota Toyama, Jepang, Masashi Moridi mengaku jika konversi bahan bakar bekerja sama dengan Semarang ini proyek pertama dalam program perekonomian berkelanjutan atau SDGs. Ke depan, proyek ini akan menjadi model untuk diterapkan di kota lain di dunia. 

"Sejak September 2017, Kota Toyama melakukan survei yang mempromosikan masyarakat rendah karbon dengan city to city colaboration. Dengan teknologi, konverter dari Toyama gas karbon bisa ditekan hingga 40 persen," katanya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya