Bank Mandiri Raih Laba Rp25 Triliun

Gedung Bank Mandiri
Sumber :
  • www.mandiri-capital.co.id

VIVA – PT Bank Mandiri Tbk mencatat pertumbuhan laba bersih 21,2 persen secara tahunan atau yoy hingga kuartal IV-2018 menjadi Rp25 triliun. Capaian itu dipengaruhi perbaikan kualitas kredit, peningkatan pendapatan bunga bersih, dan pendapatan berbasis komisi.

Raup Laba Bersih Rp474 Miliar pada 2023, BRI Insurance Bagikan Dividen Rp 118 Miliar

Direktur Keuangan Bank Mandiri, Panji Irawan menyebutkan, pihaknya berhasil mencatat kenaikan penyaluran kredit sebesar 12,4 persen menjadi Rp820,1 triliun pada periode tersebut. Dengan begitu, penghimpunan aset terdorong menjadi Rp1.202,3 triliun hingga akhir 2018.

Sementara itu, lanjut dia, pertumbuhan pendapatan bunga bersih mampu mencapai 5,28 persen atau menjadi Rp57,3 triliun dan kenaikan pendapatan berbasis komisi (fee based income) sebesar 20,1 persen menjadi Rp28,4 triliun pada periode tersebut.

Cetak Laba Bersih 2023 Rp 6,8 Triliun, Jasa Marga Bagikan Dividen Rp 274,8 Miliar

"Pertumbuhan kredit Bank Mandiri 2018 Rp820,1 triliun atau tumbuh Rp90,5 triliun itu merupakan yang tertinggi sampai saat ini. Menunjukkan kinerja Bank Mandiri telah back on track dan berada di tren yang positif," kata Panji saat konferensi pers di Gedung Plaza Mandiri, Jakarta, Senin 28 Januari 2019.

Selain itu, Panji menjelaskan, kinerja positif tersebut dibarengi dengan terpangkasnya alokasi biaya pencadangan perseroan menjadi Rp14,2 triliun dari Rp15,9 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya, menyusul turunnya rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) Gross sebesar 71 basis poin menjadi 2,75 persen.

RUPST Bukit Asam Sepakat Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun, 75 Persen dari Laba Bersih

"Rasio itu angka terendah sejak kuartal I-2016. Membaiknya NPL Gross disebabkan adanya upaya perbaikan kualitas kredit di hampir seluruh segmen bisnis dan shifting portfofolio," tutur dia.

Di sisi lain, ungkap Panji, biaya operasional mampu ditekan dan hanya tumbuh single digit berkat penerapan prinsip efisiensi secara konsisten di seluruh proses bisnis. 

Sebab, persaingan yang semakin ketat serta kebijakan suku bunga yang diterapkan regulator, menurut dia, menuntut perseroan melakukan perbaikan yang signifikan dari sisi pengelolaan aset produktif serta penajaman fokus bisnis.

“Di tengah ketatnya persaingan bisnis, dana pihak ketiga mampu tumbuh mencapai 3,1 persen atau menjadi Rp840,9 triliun. Meski lebih rendah, tingkat sustainability tumbuh agar DPK lebih sustain dengan melihat pertumbuhan average balance DPK yang tumbuh 7,2 persen,” katanya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya