Kepala BPJT Optimistis Tol Trans Sumatera Rampung dalam Lima Tahun

Tol Trans Sumatera
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Badan Pengatur Jalan Tol atau BPJT Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) optimistis bisa membantu penyelesaian pembangunan tol Trans Sumatera dalam lima tahun ke depan. Hal ini merupakan arahan dari Menteri PUPR Basuki Hadimuljono untuk kinerja BPJT dalam lima tahun ke depan. 

Puncak Arus Balik Lebaran di Tol Trans Sumatera Diprediksi Besok

Danang Parikesit selaku kepala BPJT yang baru mengatakan, dirinya siap menjalankan tugas dan arahan dari menteri PUPR tentang kebijakan besar jalan tol tersebut. Ia menegaskan, tugasnya adalah membantu untuk merealisasikan rencana tersebut. 

"Kalau bicara target paling dekat ini beliau sudah menyampaikan. (Nomor) satu itu tol Trans Sumatera ini harus selesai dalam lima tahun ke depan," ujar Danang di kantornya, Jakarta, Senin 25 Februari 2019. 

Lonjakan Volume Kendaraan di Tol Indrapura-Lima Puluh dan Binjai-Stabat Sumut

Lalu, kata dia, penyempurnaan atau modernisasi jalan tol juga menjadi prioritas. BPJT memiliki dua tugas paling pokok dalam lima tahun ke depan yaitu modernisasi sistem jalan tol dan operasional excellence atau pengawasan jalan tol terutama kondisi jalan harus sesuai Standar Pelayanan Minimum atau SPM. 

"Kemudian jangan lagi terjadi kecelakaan yang menyebabkan timbulnya (korban) nyawa manusia. Jadi kita roadmap to zero fatalities lah," jelasnya. 

KPK Geledah Kantor Hutama Karya soal Pengadaan Lahan Jalan Tol Trans Sumatra, Apa Hasilnya?

Ia menilai, kinerja pemerintah dalam empat atau lima tahun terakhir ini sudah cukup berhasil. Khususnya terkait kecepatan ekspansi pembangunan jalan tol. 

Saat ini, dirinya bersama tim BPJT dan badan usaha juga siap menjalankan tugas sebagaimana yang diarahkan oleh menteri PUPR untuk menyelesaikan pembangunan jalan tol khususnya Trans Sumatera. 

"Prinsipnya saya menjalankan tugas dari pak menteri ya. Sebelumnya kan saya dikenal sebagai orang bebas, mau komentar apa saja bisa," ujar mantan ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) itu.

(art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya