- VIVA/Bobby Andalan
VIVA – Kementerian Pertanian menyatakan bahwa Indonesia menjadi model percontohan atau pilot project regenerasi petani melalui teknologi menuju pertanian modern.
Sejak tahun 2012, masalah alih fungsi lahan menjadi persoalan yang mendapat perhatian serius. Karena itulah, Kementerian melakukan alih generasi petani menuju petani milenial atau modern yang memiliki akses mudah ke permodalan dan pasar yang berbasiskan teknologi.
"Bagaimana mampu meningkatkan produktivitas yang lebih tinggi, melalui pengembangan pelatihan secara bertahap hingga ke kabupaten-kabupaten, yang diharapkan terjadi alih generasi petani," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro di Bagus Agro Pelaga, Petang, Badung, Bali, pada Rabu, 13 Maret 2019.
Melalui alih generasi petani muda milenial itu diharapkan bisa menjadi tulang punggung petani masa depan untuk mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.
Berkat keseriusannya dalam regenerasi petani itulah, Indonesia menjadi salah model percontohan pilot dunia, melalui pendanaan IFAD (Dana Internasional untuk Pengembangan Pertanian), yakni menjadi generasi muda petani yang produktuf, melek teknologi, dan modern.
"Indonesia sebagai percontohan, akan disoroti dunia, dianggap cukup berhasil dalam melakukan perubahan pertanian melalui aspek teknologi," ujarnya usai memberikan sambutan di hadapan ratusan perwakilan anggota Gabungan Kelompok Tani seluruh Bali itu.
Melalui IFAD, salah satu sumber pendanaan khusus untuk pertanian, Indonesia mendapat bantuan bertahap untuk pengembangan petani milenial yang rural dan agriculture senilai 50 juta dolar Amerika Serikat mulai tahun 2019 selama tiga tahun karena menjadi percontohan dunia.
Modernisasi pertanian
Pemerintah telah meregenerasi petani mulai tahun 2019 melalui Bimtek untuk mengubah pola pikir dari petani tradisional menjadi modern maupun mekanisasi teknologi pertanian.
Salah satu persoalan alih fungsi lahan sebagai akibat perkembangan pariwisata dan perumahan seperti di Bali. Pemerintah mendorong sektor pertanian agar lebih menguntungkan atau profitable dengan menghubungkan petani dan wisata agro, seperti di Petang.
Salah satu konsep yang diubah ialah, jika selama ini petani menjual produk atau barang ke pasar, sekarang menjadi pasar yang datang ke petani melalui wisata agro. Model itu akan dikembangkan oleh kelompok tani, tidak hanya terbatas pada perkebunan saja melainkan dengan tanaman pangan lain.
Apalagi Bali terkenal dengan subak, hidro power untuk tenaga listrik seperti kerja sama dengan JICA. Pada sistem pengolahan hasil pertanian padi, juga dilakukan kerja sama untuk pengembangan penggilingan padi yang mobile.
Profitable
Persoalan lainnya yang menjadi sorotan, yaitu ketersediaan energi pascapanen karena kadar air tinggi, telah ditemukan teknologi pengering yang sudah diuji coba. Dalam tempo dua hari, produksi kapasitas dua ton, kadar airnya menurun drastis sehingga bisa lansung digiling di pabrik penggilingan padi.
Peningkatan nilai tambah atau profitable dengan langkah modernisasi mengkaitkan pariwisata seperti di Bali akan mengubah pola pikir masyarakat umum terhadap pertanian. Contoh, di Kecamatan Petang, melalui wisata agro yang menggabungkan petani, minimal mereka mendapat penghasilan Rp3 juta per bulan. Jadi, petani bekerja sama dengan objek wisata
Kini di Bali ada 12 ribu petani milenial yang berumur 18 sampai 39 tahun. Merekalah yang dibekali bimbingan teknis pengolahan pascapenen dengan basis teknologi informasi sehingga lebih modern seiring masuknya era industri 4.0. "Secara bertahap setiap tahun petani milenial bisa bertambah 20 persen jumlahnya," kata Syukur.
