Gojek dan Grab Wajib Bikin Shelter, BPTJ Mulai Uji Coba Besok

Pengemudi Angkutan Umum dan ojek berbasis aplikasi daring (online) menggelar konvoi damai di Tangerang, Banten.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Lucky R

VIVA – Penyedia aplikasi layanan transportasi berbasis teknologi daring, baik Grab maupun Gojek, telah diharuskan pemerintah untuk membuat shelter bagi para mitra pengemudinya. Itu sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 12 Tahun 2019 tentang Perlindungan Keselamatan Pengguna Sepeda Motor yang Digunakan untuk Kepentingan Masyarakat. 

Daftar Mobil yang Cocok Buat Taksi Online, Segini Cicilan Per Bulannya

Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Bambang Prihartono menjelaskan, kewajiban itu ditetapkan karena keberadaan ojek online tanpa shelter hanya membuat jalanan di Jabodetabek berantakan dan tidak teratur, lantaran ojek online tersebut berhenti di sembarang tempat untuk mencari penumpang.

Apalagi, sebentar lagi dikatakannya stasiun-stasiun MRT sudah mulai beroperasi untuk melayani masyarakat. Bila keberadaan ojek online tersebut, tidak mulai diatur, dia khawatir jalanan di kawasan stasiun-stasiun MRT tersebut bakal dipenuhi ojek online secara tidak teratur yang kemudian menyebabkan arus kendaraan terhambat.

Transaksi Grup GoTo Q1-2024 Meningkat, Kerugian Mulai Dipangkas

"Jangan sampai nanti stasiun-stasiun MRT itu berantakan seperti KCI (Kereta Commuter Indonesia) sekarang. Kalau berantakan susah kita aturnya, dan ini akan kita jadikan role model, kalau dia nanti tertib, rapi, otomatis nanti stasiun kereta api yang lain akan mengikuti," kata Bambang di Menara Kadin, Jakarta, Rabu 20 Maret 2019.

Dia mengungkapkan, Grab maupun Gojek pada dasarnya sudah siap untuk menyediakan shelter tersebut, asal pemerintah menyiapkan tempatnya. Karenanya, besok, Kamis, 21 Maret 2019, pemerintah dan penyedia aplikasi layanan tersebut dikatakannya akan melakukan uji coba pembentukan shelter tersebut di kawasan terminal Dukuh Atas, tepatnya di Pasar Blora.

Mantan Bos Gojek Bikin Motor Listrik, Ini Bocoran Wujudnya

"Makanya saya mau uji coba, katanya Gojek punya aplikasi mengatur dia bisa tertib asal ada PoA (Point of interest) nya, saya tetapkan mereka akan kumpul di sana semua. Kita mau uji coba besok di Dukuh Atas, gojek nanti mau melakukan uji coba, kalau itu sukses mau kita pakai," tuturnya.

Nantinya, dia menegaskan, setidaknya shelter-shelter tersebut akan disiapkan baik oleh pengelola MRT itu sendiri, Pemerintah Pusat, maupun Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta, di dekat stasiun-stasiun MRT maupun stasiun Kereta Api. Sehingga ketertiban pengemudi ojek online itu dikatakannya bakal mendukung kelancaran arus moda transportasi massal lainnya.

"Pengoperasian MRT ini kan tagline-nya ubah Jakarta, kalau ubah-ubah Jakarta, maka semua berubah. Jangan nanti MRT-nya sudah on time, sudah melayani dengan baik, nyaman, tapi di terminal-terminal MRT berantakan," tegas dia.

"Ya selama ini kan yang bikin berantakankan ojek, bukan Gojek saja, tapi Gojek dan Grab, maksudnya ojek online. Cuma yang punya idenya Gojek, Grab punya Grab Now, sehingga dia enggak jauh-jauh order karena itukan yang bikin berantakan, driver udah nunggu, penumpang cari-cari, itukan yang bikin berantakan," tambahnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya