Empat Gelaran Pameran Tekstil 2019 Targetkan Transaksi US$150 Juta

Pameran tekstil.
Sumber :
  • Dokumentasi PT Peraga Expo.

VIVA – Era industri 4.0 menuntut pabrik melakukan pembaharuan dan upgrade peralatan mesin dengan teknologi yang lebih canggih. Sehingga lebih presisi, cepat, murah, mudah dalam operasionalnya, ramah lingkungan dan akhirnya bisa mampu bersaing di pasar.  

Menperin: PMI Manufaktur Juni 2023 Naik Tinggi, Tapi Industri Tekstil Masih Menderita

Hal itu lah yang menjadi tujuan utama kembali digelarnya pameran industri tekstil dan produk tekstil (TPT), Indo Interte - Inatex - Indo Dyechem - Indo Texprint 2019. Pameran tersebut digelar di Jakarta International Expo Kemayoran, 28-30 Maret mendatang. 

Keempat pameran ini saling terkait sebagai satu kesatuan. Indo Intertex menampilkan berbagai permesinan dan peralatan untuk industri tekstil dan garmen, Inatex menampilkan bahan baku serat, benang, kain, aksesoris dan produk fasyen serta produk Industri Nonwoven.

Alami Penurunan Ekspor, Kemenperin Dorong Kinerja Industri Tekstil dan Produk Tekstil

Sementara itu, Indo Dyechem menampilkan kimia tekstil, peralatan proses pewarnaan dan finishing, sedangkan Indo Texprint menampilkan mesin-mesin cetak tekstil digital.  “Pelaku bisnis TPT harus melakukan transformasi menghadapi era Industri 4.0,"  Direktur Peraga Expo Paul Kingsen dikutip dari keterangan resminya Kamis, 21 Maret 2019. 

Dia mengatakan, pada penyelenggaraan pameran yang sama pada 2017, tercatat transaksi bisnis di antara peserta pameran mencapai angka US$75 juga dan pada 2018 mencapai US$120 juta. Karena itu, pada pelaksanaan yang ke-17 tahun ini, Peraga Expo menargetkan peningkatan transaksi mencapai US$150 juta, dengan pengunjung sebanyak 15 ribu orang pengusaha dan profesional. 

Alasan Pemerintah Ngotot Larang Impor Pakaian Bekas

"Para pelaku industri TPT bisa mengeksplorasi bisnis, apalagi permintaan produk fesyen di masyarakat terus berkembang,” tambahnya. 

Dalam kesempatan tahun ini. PT Asia Pasific Rayon (APR), yang merupakan produsen serat viscose terintegrasi pertama di Asia, untuk pertama kalinya berpartisipasi dalam pameran. Selama 3 hari pameran APR akan menampilkan produk viscose berkualitas yang dalam pembuatannya mengaplikasikan inovasi teknologi berkelanjutan dan menggunakan fasilitas produksi berstandar dunia. 

Produk APR pun diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor bahan baku tekstil di Indonesia. Hal ini sejalan dengan program pemerintah sektor industri tekstil dalam Making Indonesia 4.0, mencetak lapangan kerja baru serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional.

Selain pameran, digelar pula berbagai acara Seminar mengangkat topik-topik kekinian yang menarik mengenai sustainable industry dan creative industry 4.0 diselenggarakan oleh Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Asosiasi Nonwoven Indonesia (INWA), dan Komunitas Printing Indonesia (KOPI Grafika). 

Ada pula seminar mengenai Start-up Fashion Business (online dan offline) dan Impor material dan expor garmen di industri fesyen di Indonesia oleh kelompok Importir.org. Tak kalah meriahnya akan digelar lomba rancang dan peragaan busana Indo Project Runway dan lokakarya cetak tekstil digital.

"Penting bagi pelaku bisnis TPT untuk hadir di acara ini guna meningkatkan wawasan mereka mengenai digitalisasi dan networking yang membentuk tren masa depan," ungkapnya. 

"Sehingga industri kita tidak menjadi sekadar 'tukang jahit' namun menjadi trend leader, menggairahkan ekonomi sekaligus meningkatkan citra Indonesia di mata Internasional yang menjadi impian kita semua dan tentunya cita-cita Making Indonesia 4.0,” tambahnya. (row)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya