Iklim Investasi Diyakini Membaik Usai Pemilu Digelar

Seminar Prospek dan Tantangan Investasi di Pasar Modal Pasca Pilpres.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – Peneliti senior PT Bursa Efek Indonesia, Poltak Hotradero memastikan, setelah pelaksanaan pemilu pada 17 April 2019 yang apabila berlangsung dengan damai dan kondusif, Indonesia akan kembali menjadi daya tarik investor global.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

Hal itu diyakini oleh Poltak, karena dia menilai bahwa Indonesia bukanlah negara sembarangan. Sebab, Indonesia telah menjadi salah satu bagian dari portofolio global saat ini.

"Investor global pasti akan tetap di Indonesia dan kembali lagi. Karena sebagai bagian dari portofolio global, Indonesia bukan negara sembarangan," kata Poltak di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Kamis 11 April 2019.

Prabowo Kaget Ada Pemuda Ngaku Siap Mati untuknya di Pilpres 2019: Saya Suruh Pulang!

Keyakinan itu dijelaskan Poltak dengan mengacu pada kondisi empat negara yang menurutnya 'sebaya' dengan Indonesia, yakni India, Brasil, Turki, dan Afrika Selatan. Pola sekularisme ekonomi dan politik juga terjadi pada keempat negara tersebut.

"Keempat negara ini unik karena punya pola yang sama, di mana pasar modalnya seperti bergerak di rel yang berbeda dari rel ekonominya. Ekonomi bisa ke mana, tapi pasar modalnya bagaimana. Padahal biasanya kalau ada fenomena politik, market itu pasti flattening," ujarnya.

Prabowo Cerita Tak sampai Satu Jam Putuskan Terima Ajakan Jokowi Gabung Kabinet

Maka, Poltak pun menilai bahwa pada gilirannya, faktor politik dan ekonomi tidak akan terlalu berpengaruh pada performa bursa saham di Indonesia. Sebab, faktor yang sebenarnya lebih berpengaruh pada performa bursa saham itu adalah tingkat bunga dan arus portofolio global.

Dengan demikian, negara-negara berkembang utama seperti India, Brasil, Turki, dan Afrika Selatan, bahkan termasuk Indonesia, sebenarnya memiliki alokasi investasi portofolio cukup besar dalam portofolio investasi global. 

Hal itu diyakini sebagai faktor yang akan mendorong integrasi kuat dengan portofolio global itu sendiri.

"Apalagi, bercermin pada pertumbuhan ekonomi dan event politik di masa lalu, maka aspek politik memiliki pengaruh relatif rendah pada ekonomi dan pasar modal Indonesia," ujar Poltak.

Fenomena ini diakui Poltak berdasarkan pengamatannya pada dinamika pasar modal, di penyelenggaraan tiga momen pemilu sebelum 2019. Dia mengakui, sebelum penyelenggaraan pemilu, para investor biasanya memang hanya akan menunggu dan melihat kondisi pasar.

Namun, apabila pemilu berhasil dilaksanakan dengan aman dan kondusif, daya tarik investasi juga akan kembali bergeliat. Karena para investor setidaknya sudah bisa menganalisis dan memprediksi pasar keuangan, serta kaitannya dengan pemerintahan baru yang terpilih dari pemilu tersebut.

"Pada setiap pemilu ada persiapan di mana orang menunggu dan memperhatikan. Tapi apabila sesudahnya tidak ada masalah, maka soal investasi akan kembali terjadi attraction," ujar Poltak.

"Hal itu sebagaimana yang terjadi pada tiga pemilu sebelumnya di Indonesia, yakni pada pemilu di 2004, 2009, dan 2014. Maka kita harapkan hal itu (geliat investasi pascapemilu) juga akan tercermin pada pemilu saat ini," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya