Atasi Kekeringan di Sulsel, PUPR Bangun Bendungan Besar Karalloe

Spillway Bendungan Karalloe di Kabupten Gowa, Sulawesi Selatan.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dusep Malik

VIVA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terus menggenjot Proyek Strategis Nasional atau PSN pada tahun ini. Salah satunya adalah proyek bendungan Karalloe yang ada di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Cek Bendungan di Gorontalo Bareng Rachmat Gobel, Jokowi: Proyeknya Selesai Akhir 2024

Proyek bendungan raksasa yang berada di 137 km arah tenggara Kota Makassar ini diharapkan dapat mengatasi kekeringan yang kerap terjadi di Wilayah Sulawasi Selatan, khususnya Kabupaten Gowa dan Jeneponto.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bendungan Karalloe Kementerian PUPR, Muklisun menjelaskan proyek bendungan Karalloe saat ini untuk progres keseluruhannya telah mencapai 50 persen.

Menteri PUPR: 61 Bendungan Bakal Rampung di Oktober 2024

Proyek PSN ini, lanjut dia, terbagi dalam dua paket pengerjaan yang sudah ditandatangani sejak 2013. Di mana pada paket satu realisasi fisik telah mencapai 79,9 persen dan paket dua realisasi fisik mencapai 25,2 persen.  

"Pada paket satu nilai kontraknya Rp569 miliar dan dimulai sejak 2013, lalu paket dua nilai kontraknya Rp657,8 miliar sejak 2018," jelas Muklisun kepada VIVA.

Bendungan Sungai Runtuh, Rusia Dilanda Banjir Besar hingga Merugi Rp 3,5 Triliun

Bangunan Intake di Bendungan Karalloe, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Ia mengungkapkan, bendungan Karalloe memiliki enam manfaat ke masyarakat yaitu untuk irigasi yang mengairi 7.004 hektare lahan persawahan, air baku 440 liter per detik, PLTA 4,5 MW, pengendalian banjir, konservasi sumber daya air dan pariwisata.

Selain itu, dalam proyek ini Kementerian PUPR membutuhkan lahan sebanyak 230,59 hektare yang hingga 9 Mei 2019 masih tersisa sebanyak 14 hektare lahan lagi untuk bisa dibebaskan.

Adapun hambatan dari pembangunan proyek ini, Muklisun mengungkapkan adanya resistensi masyarakat untuk memberikan sejumlah lahannya, hingga terjadinya banjir besar yang melanda wilayah proyek pada Januari 2019.

"Saat banjir Januari 2019 kami kena dampak besar karena debit air hujan luar biasa. Akibatnya, proyek terkena limpasan air dan sempat merusak bangunan proyek, hingga membutuhkan pembersihan selama empat bulan," ujarnya. (ben)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya