KSSK Pastikan Stabilitas Ekonomi dan Sistem Keuangan RI Terjaga

Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
Sumber :
  • VIVA.co.id/Arrijal Rachman

VIVA – Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyatakan stabilitas sistem keuangan maupun perekonomian Indonesia, pada Kuartal II 2019 tetap terjaga dengan ditopang dari tetap sehatnya industri perbankan dan kondusifnya pasar keuangan domestik.

Dukung UMKM Indonesia, BRI Gelar Pesta Rakyat Simpedes

Hal itu disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati usai rapat kuartalan KSSK bersama dengan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso serta Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Halim Alamsyah.

"Dari hasil rapat tersebut kita sampaikan ke publik dari sisi perekonomian Indonesia, sistem moneter, fiskal, pasar dan lembaga jasa keuangan serta penjaminan simpanan. Rapat menyimpulkan stabilitas sistem keuangan Kuartal II terjaga dengan baik," kata dia di Gedung BI, Jakarta, Selasa 30 Juli 2019.

Dirut BRI Ungkap 2 Faktor yang Bisa Selamatkan Indonesia dari Resesi di 2023

Sri menjelaskan, faktor yang memengaruhi stabilitas adalah ketidakpastian pasar keuangan global yang sudah mulai menurun dengan ditandai adanya langkah-langkah yang dilakukan bank-bank sentral negara maju dan diikuti bank-bank sentral negara berkembang yang melakukan pelonggaran moneter.

Kemudian, yang memengaruhi selanjutnya, kata dia adalah imbal hasil investasi portfolio di Indonesia yang masih kompetitif dan menarik. Hal ini dikatakannya meningkatkan arus modal asing yang terus masuk ke Indonesia.

Sri Mulyani Ingatkan Risiko yang Intai Ekonomi Global, RI Siapkan Ini

"Membaiknya persepsi prospek perekonomian Indonesia dengan meningkatnya soverign rating indonesia dan perkembangan positif di sektor riil yang timbulkan optimisme pasca pemilu," tegas mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Untuk aliran modal asing sendiri, berdasarkan catatan BI, mengalami pemasukan ke Indonesia sampai dengan 26 Juli sebesar Rp193.2 triliun diantaranya Rp120,1 triliun ke Surat Berharga Negara dan Rp72,1 triliun ke saham.

"Ini sebabkan aliran modal asing masuk ke Indonesia dan sebabkan perkuatan nilai tukar rupiah, juga meningkatkan kinerja pasar obligasi negara dan pasar saham. Meski stabilitas sistem keuangan baik kami tetap mewaspadai beberapa faktor eksternal dan domestik," tutur Sri. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya