Rupiah Kembali Melemah, Destry Damayanti: Tak Perlu Panik

Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti.
Sumber :
  • VIVA/Dyah Pitaloka

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, saat ini kembali melemah ke level Rp14.300, setelah sebelumnya sempat menguat mendekati angka Rp13.900 per dolar AS.

Rupiah Loyo Dibayangi Penurunan Surplus Neraca Dagang RI

Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) nilai tukar rupiah hari ini, Rabu 7 Agustus 2019, berada di posisi Rp.14.275 per dolar AS.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti mengatakan, faktor global bisa mengguncang nilai tukar rupiah, meski faktor domestik tak memiliki masalah berarti. Namun, dia memastikan, guncangan dari luar ini hanya bersifat sesaat.

Rupiah Loyo Senin Pagi Dipicu Data Inflasi AS

"Ini diharapkan, kalau kita menjaga stabilitas makro, tentu kita tidak perlu panik. Market tidak perlu panik, biasanya goncangan sifatnya sesaat," ujar Destry ditemui di Gedung MA, Jakarta, Rabu.

Dia menegaskan, pihaknya akan terus mempertahankan kebijakan moneter dan makroprudensial secara akomodatif, karena guncangan global dipastikan akan memengaruhi stabilitas sistem keuangan.

Rupiah Loyo Pagi Ini Tertekan Data Inflasi Produsen AS

Menurutnya, ini adalah tantangan terbesar dari Bank Indonesia, bagaimana bisa menjaga stabilitas tersebut.

"Tapi BI akan berada di pasar untuk mewaspadai pergerakan dan instabilitas yang terjadi di sektor keuangan," ucapnya.

Di sisi lain, dia mengemukakan, dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, Bank Indonesia dengan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial akan membuka ruang. Khususnya, berkaitan dengan likuiditas pasar keuangan domestik.

"Sehingga, akan berikan ruang sektor tumbuh. Perbankan bisa salurkan kredit lagi, khususnya kredit sifatnya produktif," ujarnya.

Tak hanya itu, dia mengatakan, Bank Indonesia memiliki 46 kantor perwakilan wilayah yang memiliki komitmen tinggi menjaga inflasi di daerah. Dia berharap, Bank Indonesia ke depan bisa lebih berkontribusi dalam menjaga stabilitas harga.

"Sebab, masalah inflasi atau stabilitas harga bukan hanya fenomena moneter, tetapi ada fenomena yang berkaitan sektor rill atau sisi suplai. Jadi, berbagi macam bauran akan dilakukan oleh bi dan sejauh ini sudah dilakukan dengan baik," jelas dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya