Penerbangan Lesu, British Airways Pensiunkan Seluruh Armada Boeing 747

Maskapai British Airways
Sumber :
  • CNN.com

VIVA – British Airways (BA) akan memensiunkan semua armada Boeing 747. Kebijakan ini dilakukan karena penurunan tajam perjalanan penerbangan.

Manajemen Sriwijaya Air Buka Suara soal Pendirinya Jadi Tersangka Korupsi Timah

Maskapai penerbangan di Inggris itu adalah operator jet jumbo terbesar di dunia dengan 31 armada.

Dihimpun VIVA Bisnis dari BBC, Juru Bicara BA mengorfirmasi bahwa pihaknya akan melakukan kebijakan itu dengan segera. 

Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I-2024 Naik 18,07 Persen

"Dengan sangat sedih kami dapat mengonfirmasi bahwa kami mengusulkan untuk pensiunkan seluruh armada 747 kami dengan segera," katanya.

Maskapai penerbangan di seluruh dunia telah dihantam keras oleh pembatasan perjalanan karena dampak dari pandemi COVID-19.

7 Bandara Ditutup Sementara Akibat Erupsi Gunung Ruang

"Tidak mungkin 'ratu langit' kita yang luar biasa akan mengoperasikan layanan komersial untuk British Airways lagi karena penurunan dalam perjalanan yang disebabkan oleh pandemi global Covid-19," tutur juru bicara itu.

Baca juga: Rupiah Melemah Lagi Lawan Dolar AS, Berikut Rincian Kursnya

BA, yang dimiliki oleh International Airlines Group (IAG) itu mengatakan, semua pesawat itu akan pensiun dengan segera. Mereka telah merencanakan untuk memensiunkan pesawat pada 2024 tetapi telah dimajukan karena penurunan penerbangan ini.

Efisiensi Bahan Bakar

BA saat ini merupakan operator terbesar di dunia dari pesawat Boeing 747-400 yang mengaku ingin lebih efisien dari sisi bahan bakar. Perusahaan penerbangan asal Inggris itu juga menambahkan, akan mengoperasikan lebih banyak penerbangan di pesawat modern yang lebih hemat bahan bakar seperti Airbus A350s baru dan Boeing 787 Dreamliners.

Mereka juga berharap bisa membantu pemerintah mencapai emisi karbon bersih nol pada  2050.

Boeing 747 membantu mendemokrasikan perjalanan udara global pada tahun 1970-an, dan ada peringatan 50 tahun terbangnya pada Februari 2019. Boeing yang bermarkas di AS itu menandai akhir produksi pesawat itu setahun yang lalu.

Gelombang restrukturisasi yang dipicu oleh wabah virus Corona telah menghantam maskapai penerbangan di seluruh dunia, bersama dengan pembuat pesawat dan pemasok. Ribuan karyawan pun kehilangan pekerjaan yang telah diumumkan dalam beberapa pekan terakhir. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya