11 Persen Peserta Kartu Prakerja Berhasil Jadi Pelaku UMKM

Ilustrasi pendaftar Kartu Prakerja.
Sumber :
  • tvOne.

VIVA – Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rudy Salahuddin, menjelaskan, hingga saat ini pelaksanaan program Kartu Prakerja sudah terlaksana sebanyak 10 gelombang.

Airlangga dan Muhadjir Kompak Bela Presiden Jokowi dalam Sidang Sengketa Pilpres

Baca Juga: Menko PMK Bantah UU Cipta Kerja Anak Emaskan Pengusaha Besar

Dari 10 gelombang itu, Rudy memastikan total jumlah peserta Kartu Prakerja seluruhnya telah mencapai sekitar 5,59 juta orang. Dia bahkan mengklaim, dari 5,59 juta orang peserta Kartu Prakerja, sekitar 11 persennya telah berhasil membuka usaha berskala UMKM.

Kebutuhan Green Job 2030 Diproyeksikan Capai 4,4 Juta, Prakerja Siapkan Pelatihan Green Skills

"Sebanyak 11 persen peserta Kartu Prakerja, atau sekitar 614 ribu peserta yang awalnya menganggur, sekarang sudah jadi wirausahawan mikro, kecil, menengah," kata Rudy dalam telekonferensi, Rabu 14 Oktober 2020.

Rudy berharap, bantuan sebesar Rp2,4 juta hingga berbagai macam pelatihan yang telah memberikan manfaat bagi para peserta Kartu Prakerja, bisa membawa perubahan dalam aspek keekonomian para pesertanya.

Program Kartu Prakerja Awal 2024 Dijatah Kuota 1,14 Juta Peserta, Begini Syarat Daftarnya

Selain itu, berbagai jenis usaha yang kini tengah dirintis dan dijalankan oleh para peserta Kartu Prakerja itu, diharapkan mampu bertahan di tengah berbagai gejolak akibat pandemi COVID-19.

"Kami berharap setidaknya usaha (yang dilakukan para peserta Kartu Prakerja) ini, paling tidak bisa bertahan lebih dari enam bulan," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari, mengatakan, program Kartu Prakerja ini telah membantu masyarakat untuk mempertahankan pekerjaan dan mengurangi jumlah pengangguran.

Selain itu, Kartu Prakerja membantu mendorong inklusi keuangan di masyarakat, yang telah membuat 728 ribu pesertanya memiliki rekening bank maupun platform digital e-wallet setelah bergabung dalam program tersebut.

"Jadi, yang sebelumnya 13 persen peserta itu enggak punya rekening e-wallet, enggak punya rekening bank, sekarang mereka sudah punya," kata Puspa.

"Walaupun jumlah 13 persen itu kayaknya kecil, tapi ekuivalen dengan 728 ribu orang yang sudah teregister. Setelah bergabung, 75 persen memilih e-wallet," ujarnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya