- tvOne.
VIVA – Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rudy Salahuddin, menjelaskan, hingga saat ini pelaksanaan program Kartu Prakerja sudah terlaksana sebanyak 10 gelombang.
Baca Juga: Menko PMK Bantah UU Cipta Kerja Anak Emaskan Pengusaha Besar
Dari 10 gelombang itu, Rudy memastikan total jumlah peserta Kartu Prakerja seluruhnya telah mencapai sekitar 5,59 juta orang. Dia bahkan mengklaim, dari 5,59 juta orang peserta Kartu Prakerja, sekitar 11 persennya telah berhasil membuka usaha berskala UMKM.
"Sebanyak 11 persen peserta Kartu Prakerja, atau sekitar 614 ribu peserta yang awalnya menganggur, sekarang sudah jadi wirausahawan mikro, kecil, menengah," kata Rudy dalam telekonferensi, Rabu 14 Oktober 2020.
Rudy berharap, bantuan sebesar Rp2,4 juta hingga berbagai macam pelatihan yang telah memberikan manfaat bagi para peserta Kartu Prakerja, bisa membawa perubahan dalam aspek keekonomian para pesertanya.
Selain itu, berbagai jenis usaha yang kini tengah dirintis dan dijalankan oleh para peserta Kartu Prakerja itu, diharapkan mampu bertahan di tengah berbagai gejolak akibat pandemi COVID-19.
"Kami berharap setidaknya usaha (yang dilakukan para peserta Kartu Prakerja) ini, paling tidak bisa bertahan lebih dari enam bulan," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari, mengatakan, program Kartu Prakerja ini telah membantu masyarakat untuk mempertahankan pekerjaan dan mengurangi jumlah pengangguran.
Selain itu, Kartu Prakerja membantu mendorong inklusi keuangan di masyarakat, yang telah membuat 728 ribu pesertanya memiliki rekening bank maupun platform digital e-wallet setelah bergabung dalam program tersebut.
"Jadi, yang sebelumnya 13 persen peserta itu enggak punya rekening e-wallet, enggak punya rekening bank, sekarang mereka sudah punya," kata Puspa.
"Walaupun jumlah 13 persen itu kayaknya kecil, tapi ekuivalen dengan 728 ribu orang yang sudah teregister. Setelah bergabung, 75 persen memilih e-wallet," ujarnya. (art)