Genjot Ekonomi RI 6 Persen Butuh Investasi Rp4.983,2 Triliun

Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – Pemerintah terus berupaya supaya ekonomi Indonesia kembali pulih dari dampak pandemi COVID-19 dan mampu tumbuh tinggi. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi membutuhkan investasi yang besar.

Ombudsman: Bunga Investasi yang Sangat Tinggi Itu 99,9 Persen Penipuan

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 6 persen, maka Indonesia membutuhkan investasi senilai Rp4.983,2 triliun.

Baca juga: Ada Kabar Baik untuk Guru Non-PNS di Jabar yang Belum Punya Rumah

3 Tips Ini Bisa Buat Kamu Terhindar dari Penipuan Investasi

"Kalau kita ingin pertumbuhan ekonomi kita nasional 6 persen ini adalah target yang akan kita lakukan sampai 2024," kata dia secara virtual, Selasa, 17 November 2020.

Bahlil menegaskan, jumlah tersebut merupakan besaran investasi yang dibutuhkan Indonesia. Di luar, investasi sektor keuangan, minyak dan gas bumi atau migas dan investasi pemerintah sehingga murni investasi di sektor riil.

Tekan Emisi Karbon, Kementerian Investasi dan VKTR Hibahkan 3 Bus Listrik ke UGM

"Ini minus sektor keuangan migas dan investasi pemerintah ini the riil investasi di sektor riil baik penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri," tutur dia.

Besaran target dalam empat tahun mendatang ini naik hingga 47,3 persen dari realisasi investasi 2015-2019 yang sebesar Rp3.381,9 triliun. Bahlil meyakini capaian target ini bisa direalisasikan.

Untuk bisa mencapai target pada 2024, Bahlil menyatakan, pada tahun ini realisasi investasi harus sebesar Rp817,2 triliun, pada 2021 Rp858,5 triliun, 2022 Rp968,4 triliun, 2023 Rp1.088,8 triliun dan 2024 Rp1.239,3 trilium.

"Ini kami diberikan target Bappenas Rp886 triliun pada 2020 sebelum pandemi COVID namun pandemi kita revisi jadi Rp817,2 triliun, nah sampai September kita sudah realisasi Rp611,6 triliun," ujar Bahlil.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya