Sri Mulyani: Kematian COVID-19 Kian Tinggi, Ekonomi Kian Terpuruk

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengikuti rapat kerja bersama Badan Anggaran DPR
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – Pemerintah meminta semua pihak untuk terus menjaga protokol kesehatan, Ini agar penyebaran pandemi COVID-19 dapat ditekan. Sebab, dampak wabah tersebut juga menjangkiti hingga ke urat nadi ekonomi.

Asuransi Kesehatan Jadi Primadona Usai Lebaran

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan hal itu disebabkan semakin tinggi tingkat kematian masyarakat yang disebabkan COVID-19, semakin tinggi pula kontraksi dari perekonomian negara tersebut.

Demikian disampaikan Menkeu saat konferensi pers, Selasa 1 Desember 2020. Dia menggunakan data yang diolah dari Worldometers dan International Monetary Fund (IMF) World Economic Outlook edisi Oktober 2020.

Gus Baha Ingatkan Semua Orang Agar Ingat Mati Tapi Tetap Semangat Hidup

Baca juga: Jasa Pengiriman Ekspor Benur Cuma ke Satu Perusahaan, KPPU: Aneh

"Menggambarkan semakin tinggi tingkat kematian, kontraksi ekonomi semakin dalam sedangkan jumlah kematian makin kecil berarti kontraksi ekonomi relatif kecil," tutur dia.

Airlangga Pede Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tumbuh di Atas 5 Persen

Menurut Sri Mulyani, berdasarkan tingkat kematian akibat COVID-19 kumulatif per 100 ribu populasi menunjukkan bahwa negara-negara seperti Italia, Inggris. Argentina, Brazil, Meksiko, Prancais dan Amerika Serikat tertinggi.

"Yaitu cummulative death of COVID per 100 ribu population kita lihat negara-negara yang cukup tinggi jumlah kumulatif death-nya yaitu seperti Italia, UK, Franch, Meksiko, Argentina bahkan United State," tutur mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Seiring dengan kondisi tersebut, rata-rata pertumbuhan ekonomi mereka sepanjang 2020 diperkirakan terkontraksi hingga di bawah minus 4 persen untuk Amerika Serikat dan Brazil sedangkan sisanya di bawah minus 6 persen.

Berbanding terbalik, Sri Mulyani menekankan, semakin rendah tingkat kematian pasien COVID-19 per 100 ribu penduduk maka semakin baik pertumbuhan ekonominya. Itu seperti China dan Vietnam yang ekonominya masih positif.

Sementara itu, untuk Indonesia digambarkannya masih dalam rentang yang baik seperti China dan Vietnam. Tingkat kematian dan kinerja ekonomi Indonesia, dikatakan Sri Mulyani, lebih baik dari negara yang tingkat kematiannya tinggi.

"Ini menggambarkan Indonesia secara relatif dibanding negara-negara G20 maupun ASEAN berdasarkan data IMF World Economi Outlook dan Worldometters relatif dalam posisi baik bersama Korea [Selatan], Vietnam dan China," ucap Menkeu Sri Mulyani. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya