Pariwisata Indonesia Dianggap Mundur 20 Tahun akibat COVID-19

Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Agustini Rahayu di Malang, Sabtu, 12 Desember 2020.
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya

VIVA – Sektor pariwisata dianggap paling terpukul akibat pandemi COVID-19. Menurut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia menurun drastis sehingga kondisi pariwisata dianggap mundur seperti 20 tahun lalu.

Kejuaraan Golf Internasional, Pj Gubernur Sumut Optimis Jadi Ajang Pembinaan Atlet

"Saat ini, sektor pariwisata menjadi sektor paling terpukul. Bahkan mundur mungkin 20 tahun, kalau dilihat dari figur angka. Artinya, kunjungan wisman (wisatawan mancanegara) saat ini sama dengan 20 tahun lalu," kata Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Agustini Rahayu di Malang, Sabtu, 12 Desember 2020.

Jika merujuk pada data tahun per tahun, pada 2019, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 16,7 juta. Kemudian hingga akhir tahun 2020, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara masih 3,5 juta. Catatan itu membuktikan bahwa sektor pariwisata sangat terdampak pandemi COVID-19.

Pariwisata Hijau dan Berkelanjutan Bakal Jadi Fokus Kemenparekraf

"Jadi, bisa dibayangkan dampaknya kayak apa, ya. Targetnya enggak muluk-muluk: tahun ini kalau mencapai 6 juta udah syukur; tapi tidak bijak kalau kita target di musibah kayak gini. Udah bisa bangkit aja udah syukur," ujarnya.

Baca: Penyintas COVID-19 Tegaskan Pandemi Bukan Konspirasi

Arab Saudi Dirikan Maskapai Baru, Rute Riyadh-Afrika Akan Terealisasi

Salah satu faktor penurunan jumlah turis asing, katanya, karena banyak negara belum membuka perjalanan mancanegara, termasuk Indonesia. Jika target 6 juta terealisasi, kondisi pariwisata Indonesia sama dengan kondisi 20 tahun lalu karena kunjungan turis hanya 5,7 juta orang. 

Jumlah kunjungan turis memang menurun namun, menurutnya, sektor pariwisata mulai bangkit perlahan. Kementerian sedang gencar mengembangkan meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE). Dengan MICE, pergerakan sektor pariwisata bisa dimulai dari skala kecil.

Sebab, dengan menggelar pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran roda perekonomian mulai bergerak seperti hotel, restoran, dan sejumlah tempat lainnya. Sektor-sektor ini sempat berada di titik nol karena harus menutup operasional di awal pandemi COVID-19.

"MICE diklaim punya peran terhadap pembangunan kembali sektor pariwisata di sejumlah daerah di Indonesia. Membangun kepercayaan kembali masyarakat itu juga penting. Di antaranya dengan program sertifikasi landuan Cleanliness, Healthy, Safety and Environment (CHSE)," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya