Ekspor RI November 2020 Cetak Rekor Tertinggi Dalam Dua Tahun

Ilustrasi kegiatan ekspor.
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan pada November 2020. Bahkan, nilainya menjadi yang tertinggi sejak Oktober 2018 atau sekitar 2 tahun.

Manfaatkan KITE, PT Sukses Komerindo Lepas Ekspor Perdana Sarung Tangan ke Australia

Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan ekspor Indonesia pada bulan itu tercatat sebesar US$15,28 miliar, sedangkan pada Oktober 2018 sebesar US$15,91 miliar.

"Bahkan kalau kita mundur ke belakang lagi ekspor November 2020 ini tertinggi sejak Oktober 2018," tutur dia, Selasa 15 Desember 2020.

Perkuat Sinergi dan Pertumbuhan Ekonomi, Bea Cukai Jalin Koordinasi dengan Pemerintah Daerah

Sementara itu, jika dibandingkan ekspor Oktober 2020 yang sebesar US$14,36 miliar, terjadi kenaikan 6,36 persen. Sedangkan November 2019 yang US$13,94 miliar naik 9,54 persen.

"Pertumbuhan ekspor November 2020 sangat menggembirakan karena mengalami kenaikan baik month to month maupun year on year," tegas Suhariyanto.

Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tumbuh, BI Pede Pertumbuhan Sepanjang 2024 di 5,5 Persen

Suhariyanto menekankan kondisi itu tidak terlepas dari naiknya berbagai komoditas ekspor, misalnya minyak mentah dari US$38,07 per barel menjadi US$40,67 per barel.

Selain itu, terjadi kenaikan harga juga untuk komoditas minyak kernel, minyak kelapa sawit, seng, alumunium, batu bara, karet dan tembaga.

"Misal untuk minyak kelapa sawit month to month harganya naik 12,03 persen, batu bara sebesar 7,57 persen," ungkap dia.

Di sisi lain, berdasarkan sektornya, naik secara keseluruhan. Ekspor pertanian naik 6,33 persen, industri pengolahan naik 2.95 persen, pertambangan dan lainnya naik 25,08 persen.

Demikian juga berdasarkan golongan barang non-migas HS 2 digit yang naik signifikan, seperti lemak dan minyak hewan atau nabati mencapai 23,62 persen.

"Maka total ekspor Indonesia pada November 2020 sebesar US$15,28 miliar dan ini terjadi karena adanya kenaikan permintaan volume dan juga didorong kenaikan harga," tuturnya.

Berdasarkan negara tujuan utamanya, peningkatan ekspor pada November 2020 terbesar ke China US$461,8 juta, Malaysia US$158,1 juta, dan Jepang US$124,2 juta.

"Barang utama yang kita ekspor ke Tiongkok adalah besi dan baja, bahan bakar mineral, serta lemak dan minyak hewan atau nabati," tegas Suhariyanto. (ren)

Baca juga: Harga Emas Hari Ini 15 Desember 2020: Global dan Antam Turun

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya