KRL Yogya-Solo Siap Operasi 2021, Kemenhub Garap 6 Juta Penumpang

KRL KfW i9000 yang akan beroperasi di lintas Yogya-Klaten.
Sumber :
  • Instagram @tommysetiotomo

VIVA – Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian, segera mengoperasikan kereta rel listrik (KRL) lintas Yogya-Solo dalam waktu dekat.

KAI Buys Chinese Three Trains for Jabodetabek's Fleet

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Zukfikri, menjelaskan bahwa selain untuk menggantikan kereta Prambanan Ekspres (Prameks), operasional KRL ini juga bertujuan menggarap besarnya potensi dari wilayah aglomerasi pada rute commuter tersebut.

Apalagi, hasil studi dari proyek ini juga menunjukkan bahwa dalam rute Yogya-Solo itu, terdapat potensi sekitar 10 juta penduduk yang membutuhkan angkutan massal memadai di wilayah tersebut.

PT KCI Borong 3 Rangkaian KRL dari China untuk Armada Jabodetabek

"Dengan adanya peningkatan potensi penumpang menurut hasil studi kelayakan pembangunan elektrifikasi Yogya-Solo, lintas KRL ini diproyeksi bakal mengangkut hingga enam juta penumpang di tahun 2021," kata Zulfikri dalam telekonferensi, Selasa 19 Januari 2021.

Selain memenuhi kebutuhan angkutan commuter Yogya-Solo yang memadai, Zulfikri menambahkan bahwa pada rentang koridor itu juga terdapat sejumlah obyek wisata yang juga akan ikut mendukung transportasi ke salah satu kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) Borobudur.

Malam Tahun Baru, KRL Commuter Line Beroperasi hingga Pukul 03.00 WIB

Dengan demikian, adanya KRL Yogya-Solo ini, maka aspek transportasi massal itu juga bisa mendukung nuansa pariwisata yang ramah lingkungan pada rute-rute yang dilintasinya.

"Diharapkan dengan kehadiran KRL ini maka akan sangat memudahkan mobilitas dan memulihkan ekonomi di kawasan terdampak COVID-19," ujar Zulfikri.

Rencananya pada jalur KRL Yogya-Solo ini, kapasitas yang dioperasikan akan lebih tinggi dari layanan Prameks yang ada sebelumnya. Meskipun dari aspek armada keretanya akan diganti dengan rangkaian kereta listrik (KRL), Zulfikri menjelaskan bahwa frekuensi layanannya akan sama dengan Prameks.

Untuk itu, harapannya adalah bahwa ketika KRL Yogya-Solo ini sudah bisa beroperasi secara komersial, maka layanan ini akan mampu melayani penumpang yang sebelumnya sudah dilayani KA Prameks serta potensi penumpang lainnya dari rute KRL tersebut.

"Apalagi di tahun 2035 nanti juga akan ada bangkitan-bangkitan (potensi penumpang) baru, dengan diprediksi mencapai 29 juta penumpang yang akan menggunakan jalur angkutan massal Yogya-Solo tersebut. Data itulah yang mendasari kenapa KRL perlu dikembangkan di koridor ini," ujarnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya