Masih Alami Resesi, Ekonomi RI Kuartal IV-2020 Minus 2,19 Persen

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Arrijal Rachman

VIVA – Badan Pusat Statistik mencatat sepanjang kuartal IV-2020 ekonomi Indonesia masih alami kontraksi hingga 2,19 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Atau minus 0,42 persen dibandingkan kuartal III-2020.

Imbas Konflik Israel-Iran, Emas Sumbang 0,08 Persen ke Inflasi RI April 2024 

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto menjelaskan, meski pada kuartal IV-2020 ekonomi RI masih alami kontraksi, namun capaian tersebut lebih baik dibandingkan kuartal III-2020 lalu yang negatif sebesar 3,49 persen.

Menurut dia, secara umum memang pada kuartal IV disetiap tahunnya capaian pertumbuhan ekonomi sedikit lebih lambat, hal itu disebabkan oleh puncak musim panen raya yang sudah terlewati. Puncak itu biasanya terjadi pada kuartal II dan III setiap tahunnya.

17 Bandara Dicabut Status Internasionalnya kerena Kondisinya Begini

"Pada kuartal IV-2020 dari seluruh sisi produksi tumbuh positif, hanya pada tiga sektor yang alami perlambatan yaitu industri, pertanian dan perdagangan," jelas Kecuk panggilan akrab Suhariyanto, saat konferensi pers di kantornya, Jumat 5 Februari 2021.

Kecuk menambahkan, meski dari sisi produksi hanya tiga yang negatif namun tiga sektor itu cukup dominan dalam berkontribusi terhadap seluruh pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2020, sehingga kondisi tersebut membuat terjadinya kontraksi tipis.

Wisman Melancong ke RI Maret 2024 Merosot 1,91 Persen Jadi 1.041.861 Orang

Dengan demikian, secara keseluruhan tahun maka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 mengalami negatif sebesar 2,07 persen dibandingkan periode 2019 yang positif mencapai sebesar 5,02 persen.

Kemudian, dari sisi pengeluaran, Kecuk mencatat bahwa dari sisi pengeluaran yang dilakukan pemerintah tumbuh positif yaitu sebesar 27,15 persen dibandingkan kuartal sama tahun lalu.

Kecuk menuturkan, dari seluruh negara di dunia kondisi pandemi COVID-19 pada kuartal IV-2020 telah mempengaruhi seluruh lini ekonomi. Sehingga, kondisi tersebut tak bisa terelakan bagi Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya