Uang Sekolah Dorong Inflasi Agustus 2021 Jadi 0,03 Persen

Ilustrasi anak sekolah/belajar.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi Agustus 2021 sebesar 0,03 persen. Sementara itu, inflasi tahun kalender dari Januari-Agustus 2021 0,84 persen dan secara tahunan 1,59 persen.

Soal Utang Rafaksi Minyak Goreng ke Pengusaha, Kemendag: Mudah-mudahan Mei Selesai

Besaran inflasi ini lebih rendah dibandingkan Juli 2021 yang inflasi sebesar 0,08 persen secara bulanan dan secara tahunannya lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan tersebut yang sebesar 1,52 persen.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan, angka inflasi itu diperoleh dari Indeks Harga Konsumen atau IHK di 90 kota yang menunjukkan inflasi di 34 kota, sedangkan 56 kota deflasi.

Siswi SMA Negeri 2 Maumere Dilarang Ikut Ujian Gegara Nunggak Rp50 Ribu

Inflasi tertinggi, terjadi di Kendari 0,62 persen dan terendah di Tanjung 0,01 persen. Sementara itu, deflasi tertinggi di Sorong yang minus 1,04 persen dan terendah di Meulaboh, Sukabumi serta Timika yang minus 0,03 persen.

Meski deflasi lebih banyak terjadi di sejumlah kota, namun Setianto menekankan terjadi banyak kenaikan harga yang cukup tinggi di sejumlah daerah yang tercatat inflasi sehingga andilnya besar terhadap total inflasi

Luhut Jamin Pemerintah Bayar Klaim Rafaksi Minyak Goreng Rp 474,8 Miliar ke Pengusaha

"Jadi inflasi sebesar ini tidak lain karena beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga diantaranya minyak goreng," kata dia, saat konferensi pers, Senin, 1 September 2021.

Baca juga: IHSG Menguat di Awal September, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini

Setianto menjabarkan, selain kenaikan harga minyak goreng, inflasi juga didorong oleh uang sekolah untuk SD, SMP hingga kuliah akibat memasuki tahun ajaran baru. 

"Agustus ini merupakan tahun ajaran baru sehingga uang sekolah untuk SD, SMP maupun uang kuliah di perguruan tinggi mengalami peningkatan dengan masing-masing andilnya 0,02 persen," ujar dia.

Deflasi yang terjadi menurutnya akibat penurunan harga untuk komoditas seperti tomat, ikan segar, pepaya, rokok kretek, sewa rumah serta uang sekolah untuk SMA yang andil deflasinya hanya 0,01 persen.

"Selain itu beberapa komoditas juga memberi andil inflasi diantaranya cabai rawit ini andilnya yang cukup besar yakni minus 0,05 persen kemudian daging ayam ras, cabai merah, bayam, buncis, kacang panjang, kangkung, sawi hijau dan tarif angkutan udara," paparnya.

Berdasarkan komponennya, inflasi inti pada bulan itu sebesar 0,21 persen dengan andil 0,14 persen. Untuk harga-harga bergejolak atau volatile food deflasi 0,64 persen, dengan andil sebesar minus 0,11 persen.

"Inflasi inti ini termasuk jasa pendidikan yang mana sebelumnya saya sebutkan di Agustus ini adalah tahun ajaran baru ini bagi sekolah-sekolah swasta momentum untuk meningkatkan pelayanan dengan meningkatkan biaya pendidikan," tutur Setianto.

Sementara itu, untuk harga yang diatur oleh pemerintah atau administered price terjadi inflasi sebesar 0,02 persen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya