- ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
VIVA – Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Bambang Sugiharto mengungkapkan anjloknya harga cabai rawit di pasaran saat ini disebabkan karena adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level III.
"Karena PPKM beberapa hotel restoran berkurang permintaan, ini sangat terasa dampaknya. Kemudian, memang kita akui terjadi penurunan harga cabai," ucap Bambang kepada wartawan di Kantor Direktur Jenderal Holtikultura Kementan, Rabu, 1 September 2021.
Diakui Bambang, untuk harga komoditas pertanian fluktuatif atau naik turun. Lantaran, cabai rawit dijual harus cepat sebab kalau tidak, cabai cepat rusak dan juga merupakan produksi musiman.
Baca juga: Sadis, Gadis Diperkosa 3 Pria di Depan Pacar dan Diperas Rp4 Juta
"Produksinya, kan, cukup bagus, ditambah ada kondisi permintaan menurun," kata Bambang.
Selanjutnya, Terkait hal ini petani merasa rugi akibat dampak merosotnya harga cabai. Adapun langkah yang diberikan pihaknya yakni membeli cabai petani di sejumlah daerah agar menyamakan harga di Jakarta.
"Kami sudah hadirkan solusi. Di antaranya kami langsung serap dari petani. Petani yang laporkan harga rendah langsung kami beli misal dari Temanggung, Kebumen dan lain-lain. Kami usahakan petani dapat harga yang sama dengan harga yang di pusat," terangnya.
Selain itu,Bambang menyebut Kementan juga bekerja sama dengan sejumlah stakeholder lain.
"Kami juga datangi mitra kerja kementerian lain untuk pegawainya ikut menyerap. Misalnya ASN Kejagung menyerap. Bank BNI juga ikut menyerap, Satgas Pangan dari Polri juga rencananya akan ikut menyerap," ujar Bambang.
Hal ini dipastikan bakal terus diupayakan terkait penyerapan cabai hingga nantinya harga cabai sudah kembali berangsur normal.
"Harga cabai sekarang sudah naik Rp9.500 yang besar, kecil Rp4.500," pungkas Bambang.
