Gagal Bayar Utang, Zambia Andalkan Pinjam IMF untuk Stabilitas Ekonomi

Ibu Kota Zambia, Lusaka. (ilustrasi)
Sumber :
  • www.zambiatourism.com

VIVA – Bank sentral Zambia membiarkan suku bunga acuan tidak berubah pada 8,5 persen. Gubernur Bank Sentral Zambia Chrisopher Mvunga mengumumkan kebijakan disiplin fiskal yang lebih ketat dan menyimpulkan kesepakatan tentang program pinjaman International Monetary Fund (IMF) sangat penting untuk stabilitas ekonomi.

Sri Mulyani: Ekonomi Global Diperkirakan Stagnan

Zambia, produsen tembaga terbesar kedua di Afrika, menjadi negara default pertama di era pandemi setelah gagal memenuhi pembayaran pembayaran utang internasional.

Christopher Mvunga mengatakan, pada konferensi pers bahwa cadangan internasional negara itu telah meningkat menjadi US$2,9 miliar pada akhir Agustus, didorong oleh alokasi hak penarikan khusus atau special drawing rights (SDR) dari IMF.

Rupiah Mulai Menguat ke Level Rp 16.172 per Dolar AS

Mvunga mengatakan, program IMF tetap penting bagi Zambia untuk mencapai stabilitas makroekonomi. Dia juga menambahkan, produk domestik bruto diproyeksikan tumbuh 1,6 persen tahun ini dan inflasi melambat lebih cepat dari yang diproyeksikan sebelumnya karena nilai tukar stabil.

"Ketidakpastian seputar munculnya varian COVID-19 yang lebih menular tetap menjadi risiko penurunan utama terhadap prospek pertumbuhan," katanya kepada wartawan setelah pertemuan komite kebijakan moneter dua hari seperti diwartakan Reuters.

Lebih Rendah dari Vietnam dan Filipina, Ekonomi Indonesia Diramal IMF Tumbuh Cuma 5 Persen

Menteri keuangan negara Afrika selatan yang baru telah berjanji untuk menyelesaikan pembicaraan dengan IMF mengenai program pinjaman bulan depan saat ia berusaha untuk menarik Zambia keluar dari krisis utang yang berkepanjangan.

"Meskipun alokasi sumber daya SDR diharapkan dapat mengurangi tekanan pembiayaan, penyesuaian fiskal yang segera dan lebih kuat harus diterapkan untuk menciptakan ruang fiskal yang sangat dibutuhkan guna memulihkan stabilitas makroekonomi," kata Mvunga.

Mvunga mengatakan, selain mengamankan program IMF, restrukturisasi utang luar negeri dan mencapai keseimbangan anggaran yang berkelanjutan tetap penting untuk meningkatkan stabilitas ekonomi negara.

Sementara itu, mata uang Zambia, Kwacha diperkirakan akan mempertahankan kenaikannya terhadap dolar AS hingga minggu depan. Karena, sentimen positif yang mendorong arus masuk dari investor non residen di obligasi pemerintah.

Bank komersial setempat mengutip mata uang negara produsen tembaga terbesar kedua di Afrika itu pada 16,05 per dolar AS, naik dari 16,43 pada penutupan bisnis pekan lalu.

"Ada tingkat kepercayaan yang sangat tinggi pada pemerintahan baru dan ini diperkirakan akan terus membantu mata uang lokal dalam jangka pendek," kata analis keuangan Maambo Hamaundu seperti diwartakan Nasdaq melansir Reuters.

Baca juga: AirAsia Indonesia Setop Penerbangan Sampai 30 September

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya