Lonjakan Harga Batu Bara Diprediksi Lanjut Sampai Akhir 2021

Kapal tongkang pengangkut batu bara saat melintas di Sungai Musi, Palembang
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

VIVA – Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gajah Mada (UGM), Fahmi Radi mengatakan, fenomena melonjaknya harga batu bara yang terjadi saat ini, diperkirakan masih akan terjadi sampai akhir 2021 mendatang.

Adaro Energy Cetak Laba Bersih US$374,3 Juta di Q1-2024, Turun 18,3%

Dia menilai, kenaikan harga batu bara saat ini masih dinamis, dan sepertinya masih akan naik lagi karena bulan September ini sudah mulai mendekati musim dingin di sebagian negara.

"Dan biasanya kebutuhan batu bara akan meningkat, sehingga ini akan ikut menaikkan harga," kata Fahmi saat dihubungi VIVA, dikutip Sabtu 11 September 2021.

Laba Bersih Bukit Asam Kuartal I-2024 Anjlok 31,98 Persen ke Rp 790 Miliar

Baca juga: Jadi Menhan, Kekayaan Prabowo Subianto Naik Rp77 Miliar

Fahmi menegaskan, bagi para pengusaha batu bara di Indonesia, saat ini adalah momentum yang cukup bagus untuk meningkatkan profit mereka masing-masing. Oleh karena itu, cara yang bisa dilakukan adalah dengan menaikkan produksi mereka.

May Day, Apindo Harap Hubungan Buruh dan Pengusaha Harmonis

"Dengan harga batubara yang cukup tinggi, saya kira ini kesempatan untuk menaikkan produksi mereka," ujarnya.

Di sisi lain, Fahmi memastikan bahwa peningkatan produksi baru bara ini juga akan meningkatkan royalti, yang bakal diterima oleh pemerintah sebagai salah satu dampak positif dari meroketnya harga emas hitam tersebut.

Meskipun, Fahmi juga mengingatkan bahwa terdapat kewajiban bagi para pengusaha batu bara, untuk tetap memasok 20 persen dari produksi mereka kepada PLN dengan harga US$70 dolar per Metrik Ton (MT).

"Itu juga harus dipenuhi sesuai Domestic Market Obligation (DMO)-nya. Apalagi, dalam DMO ini kan tidak diatur schedule-nya, apakah tiap bulan atau tiap tiga bulan. Karena dalam peraturannya itu hanya satu tahun, sehingga pengusaha batu bara bisa terserah dia, bisa akhir tahun atau bisa juga pada saat harga rendah misalnya," kata Fahmi.

"Tapi pada saat harga tinggi, ya dia bisa jual keluar dengan mengekspor batu bara itu sebesar-besarnya. Yang penting dalam satu tahun target DMO-nya terpenuhi. Itu barangkali yang juga harus jadi perhatian pemerintah," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya