IKN Pindah ke Kaltim, Intip Prospek Bisnis Properti di Jabodetabek

Ibu Kota Negara di Jakarta
Sumber :
  • vstory

VIVA – Pemerintah secara resmi telah memutuskan untuk memindahkan ibu kota negara (IKN) dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur seiring dengan pengesahan Rancangan Undang-undang (RUU) Ibu Kota Negara (IKN) menjadi UU IKN beberapa waktu lalu.

Menhub dan Menkes Ikut Pindah ke IKN Juli 2024, Basuki: Menkeu Belum 

Pemindahan status ibu kota negara dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur (Kaltim) akan dilakukan pada Semester I-2024. Hal itu sesuai dengan Sesuai Undang-undang IKN.

Country Manager Rumah.com Marine Novita menyatakan bahwa meskipun IKN akan pindah ke Kalimantan Timur pasar properti di wilayah Jabodetabek tidak lantas menurun. Apalagi pemindahan ibu kota akan dilakukan secara bertahap. 

Ceritakan Pengalaman Mistis, Inul Daratista Pernah Muntah Darah

Di mana untuk tahap awal akan fokus pada sektor Pemerintahan terlebih dulu. Sehingga dampak terhadap bisnis properti di Jabodetabek tidak akan terjadi seketika. Karena itu, bisnis properti di wilayah Jabodetabek tetap akan memiliki potensi yang besar karena fungsinya sebagai pusat bisnis dan komersial. 

"Hal ini menjadikan wilayah Jabodetabek sebagai lokasi tujuan investasi dan industri karena dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah matang. Sehingga kebutuhan properti residensial di Jabodetabek masih sangat tinggi," jelas Marine dikutip dari keterangannya, Minggu, 30 Februari 2022.

Menkominfo Budi Arie Bersiap Ngantor di IKN Juli 2024

Menurutnya, masih tingginya kebutuhan properti residensial di wilayah Jabodetabek ini sebagaimana terlihat dari data Rumah.com Indonesia Property Market Index Q4 2021. Riset itu menunjukkan, kenaikan harga tertinggi masih terjadi di tiga provinsi yang masuk area Jabodetabek, yakni Banten (3,07 persen), Jawa Barat (2,30 persen), dan DKI Jakarta (1,81 persen).

Pengunjung melihat maket rumah di pameran properti di Jakarta

Photo :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) tersebut merupakan hasil analisis dari 600.000 listing properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia. Dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya.

Marine menjabarkan, di Provinsi Banten, Kota Tangerang mencatat pertumbuhan harga tahunan paling signifikan, yakni sebesar 17,04 persen, diiringi dengan kenaikan suplai tahunan sebesar 39,93 persen. 

Namun tren pencarian di wilayah ini turun drastis, yakni sebesar 11,02 persen secara kuartalan. Selain itu, Kota Tangerang tampaknya menjadi sasaran kalangan menengah yang menargetkan hunian di kisaran harga Rp300-750 juta.

Kemudian, di Provinsi Jawa Barat, Kota Bogor menjadi wilayah yang semakin menarik di mata konsumen. Di saat kota lain mengalami penurunan tren pencarian, area ini justru mengalami kenaikan pertumbuhan di atas 20 persen secara kuartalan. 

“Situasi tersebut mungkin dipengaruhi oleh harga yang cenderung stagnan selama dua kuartal berturut-turut sehingga dinilai lebih menguntungkan untuk dibeli segera, terutama jika berniat investasi. Suplai hunian di Kota Bogor juga terus meningkat agar dapat mengikuti permintaan pasar yang semakin tinggi,” paparnya.

Sedangkan di Provinsi DKI Jakarta, Jakarta Barat mencatat penurunan terbesar. Jakarta Barat menjadi satu-satunya wilayah di DKI Jakarta yang mengalami penyusutan harga properti. Kondisi tersebut terlihat kontras dengan kuartal sebelumnya, ketika Jakarta Barat mengalami kenaikan harga terbesar secara kuartalan. Meski demikian, peluang untuk kembali bertumbuh masih tetap ada. 

Lebih lanjut menurutnya, penurunan harga kelihatannya lebih dipengaruhi oleh peningkatan suplai properti yang begitu besar. Kenaikan suplai mencapai 11,81 persen, jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. 

"Walaupun tren pencarian properti di area ini turun sebesar 4,53 persen secara kuartalan, proporsinya masih meliputi 10 persen dari total pencarian yang dilakukan di situs Rumah.com," ungkapnya.

Marine menyimpulkan bahwa menurut data Rumah.com Indonesia Property Market Index Q4 2021, peningkatan harga properti terjadi di rumah tapak dan apartemen, Sehingga pengembang optimistis menambah suplai properti. Sementara tren peningkatan harga rumah tapak menunjukkan normalisasi. 

"Hal ini terlihat dari angka pertumbuhan yang melambat jika dibandingkan kuartal sebelumnya," ungkapnya.

Sementara itu di Kota Tangerang, Kota Bogor, dan Jakarta Barat menjadi wilayah yang terlihat prospektif pada kuartal tersebut. Kota Tangerang mencatat pertumbuhan harga tertinggi. Di mana terjadi kenaikan sebesar 17,04 persen per tahun dengan pencarian harga properti masih berada pada kisaran Rp300-750 juta.

Sementara itu, Kota Bogor menjadi lokasi yang semakin menarik, terutama bagi kalangan atas. Sedangkan Jakarta Barat juga punya peluang karena tengah mengalami penurunan harga.

“Industri properti di Jabodetabek masih akan tetap prospektif meskipun IKN akan dipindahkan ke Kalimantan Timur. Properti residensial di Jabodetabek tetap menjadi kawasan hunian idaman yang bisa dibeli di tahun 2022 ini, di mana secara umum situasinya adalah ‘buyer’s market’, karena didukung berbagai stimulus dari pemerintah," ujarnya.

"Konsumen yang telah siap secara finansial didorong untuk mengambil keputusan pembelian secepatnya,” tambahnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya