Erick Thohir Targetkan Kopi Indonesia Naik Kelas Kuasai Pasar Global

sorot kopi jawa barat - Kegiatan petani memetik biji kopi di hutan
Sumber :
  • VIVA/Purna Karyanto

VIVA – Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir menegaskan, Indonesia memiliki buah kopi yang sangat berkualitas. Karenanya diyakini produk kopi yang dihasilkan bisa bersaing di pasar internasional.

ASDP Angkut 26 Ribu Orang dan 125 Ribu Kendaraan pada Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus

Untuk mewujudkan hal tersebut, Erick memastikan akan mengupayakan pengembangan kopi dari hulu hingga hilir. Dengan dukungan kerja sama berbagai pihak termasuk BUMN.

“Sekarang dengan adanya kolaborasi BUMN, swasta, dan lembaga R&D di PMO Kopi Nusantara, industri kopi lokal bisa maju, sehingga kesejahteraan petani juga meningkat,” kata Erick Thohir dikutip dari akun Twitter-nya, Rabu, 2 Februari 2022.

Waskita Terancam Delisting dari BEI, OJK Buka-bukaan Kondisi Perusahaan

Menurut Erick, saat ini kualitas kopi Indonesia masih perlu ditingkatkan dengan menurunkan kadar air. Indonesia memiliki sumber daya kopi yang bisa mendukung ekonomi petani kopi.

“Eksportir dari Egypt menekankan dibanding Vietnam kita masih kalah. kalau di Vietnam kita masih kalah, 1 hektare bisa 5 ton dengan kadar airnya 13 persen. Kita 1 hektare masih 2 ton dan kadar airnya masih di atas 13 persen,” jelasnya.

Ada Oxford United, 3 Klub Eropa Ini Melesat dengan Pemilik Konglomerat Indonesia

Untuk menyelesaikan masalah itu menurutnya, pemberdayaan dari sejumlah daerah dengan membentuk project management office (PMO) kopi telah mulai dilakukan. Sehingga pada akhirnya dapat membentuk ekosistem kopi Indonesia agar bisa bersaing secara global.

Menteri BUMN Erick Thohir

Photo :
  • Istimewa/Putra Nasution

“PMO Kopi Nusantara yang terdiri atas BUMN, swasta nasional, asosiasi, dan lembaga research and development (R&D) diharapkan mampu mendorong kemajuan ekosistem industri kopi di Tanah Air dan mampu mengakomodasi kepentingan pelaku bisnis kopi hingga mendorong industri kopi dalam negeri untuk berdaya saing global,” ungkapnya.

Erick pun mengaku telah memulai project kopi dari beberapa provinsi dengan 4600 hektare. Selanjutnya akan diteruskan ke sejumlah provinsi yang bisa mendukung ekspor kopi. Pilot project awal dilakukan di Sumut, Lampung, Jawa Timur, dan Jawa Barat. 

"Bukan berarti tidak sayang dengan provinsi lain. Kita lebih baik memulai dari yang kecil tapi menjadi besar. Dari pada langsung membuat yang besar tapi gagal. beberapa bulan ke depan kita akan cek,” tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya