Luhut Sebut Butuh US$8,58 Miliar untuk Pensiunkan PLTU

Menko Marives Luhut Binsar Pandjaitan.
Sumber :
  • M Yudha P/VIVA.co.id

VIVA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa Indonesia akan mulai membangun supergrid pada tahun 2025 mendatang.

Tekan Emisi Karbon, Kementerian Investasi dan VKTR Hibahkan 3 Bus Listrik ke UGM

Supergrid atau jaringan super adalah jaringan transmisi area luas yang umumnya lintas benua atau multinasional. Untuk, memungkinkan perdagangan listrik dalam jumlah besar dengan melintasi jarak yang jauh.

"Dari sisi infrastruktur energi, Indonesia berencana membangun supergrid pada tahun 2025," kata Luhut dalam telekonferensi di acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2022, Rabu, 9 Februari 2022.

Anak Buah Luhut Sebut Lebih Cocok Mobil Listrik, Hidrogen Buat Bus dan Truk

Luhut menegaskan bahwa supergrid ini adalah solusi untuk menyediakan akses energi ataupun listrik, dengan mempertimbangkan bahwa secara geografis Indonesia adalah salah satu negara kepulauan terbesar di dunia.

"(Jadi supergrid ini) untuk mengatasi 'mismatch' antara sumber energi antardaerah. Di mana permintaan energi ini cukup tinggi," ujarnya.

Pembebasan Lahan di IKN Sesuai Target, Luhut Pede Upacara 17 Agustus Bisa Digelar di Istana Baru

Ilustrasi PLTU

Photo :
  • Harry Siswoyo/VIVAnews.

Luhut memastikan, ke depannya langkah pembangunan supergrid ini juga akan sejalan dengan pemberdayaan energi baru terbarukan (EBT), yang bakal menggantikan penggunaan energi fosil. Implementasi langkah tersebut antara lain bakal dilakukan oleh Pemerintah, dengan menutup atau melakukan pensiun dini pada PLTU-PLTU yang ada.

Karenanya, Luhut pun berharap bahwa akan ada investor yang bakal menanamkan modalnya guna membantu Indonesia. Khususnya guna melakukan pensiun dini PLTU sebelum tahun 2030 mendatang.

"Penutupan PLTU secara dini tentunya membutuhkan dukungan investasi. Sekitar 5,5 juta Gigawatt PLTU ini akan ditutup sebelum tahun 2030, dengan US$8,58 miliar investasi yang diperlukan," kata Luhut.

"Nanti investor akan mendapatkan arus kas dari pasar karbon selama sisa periode setelah akuisisi dilakukan. Saya sudah berdiskusi dengan donor dan para investor, dan kita melihat ada komitmen untuk mendukung upaya penutupan dini PLTU untuk mengurangi emisi gas rumah kaca," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya