Benarkah Rusia Tahan Sanksi Ekonomi Usai Invasi Ukraina, Ini Faktanya

Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Sumber :
  • ANTARA/Russian Pool/via Reuters/pri

VIVA – Rusia terus melakukan agresinya di wilayah Ukraina hingga Jumat 25 Februari 2022. Bahkan, tank dan tentara khusus Rusia dikabarkan telah melakukan pertempuran sengit di jalan-jalan ibu kota Kiev, Ukraina.

AS Gelontorkan Lagi Rp 420 Triliun Lebih untuk Perang Israel di Gaza

Atas aksinya tersebut, Rusia mendapatkan kecaman dari negara-negara di dunia. Bahkan, pihak negara barat, Jepang, Taiwan dan Australia bersama-sama memberikan sanksi ekonomi terhadap negara Beruang Merah tersebut.

Tapi faktanya, sanksi ekonomi yang diberikan terhadap Rusia diperkirakan bakal dihadapi, sebab Rusia diperkirakan telah mempersiapkan ekonominya sebelum melakukan invasi ke negara tetangganya.

Di Tengah Pertempuran Rusia-Ukraina, Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditangkap Karena Terima Suap

Baca juga: Negara Ini Bakal Cuan dan Selamatkan Rusia dari Sanksi Ekonomi

Bahkan, Pengamat Hukum Internasional, Hikmahanto Juwana mengungkapkan sanksi ekonomi dipastikan tak akan berdampak besar bagi rakyat Rusia. Dan Rusia akan bisa bertahan enam hingga 1 tahun usai diberikan sanksi dunia.

Wamenhan Rusia Ditangkap Atas Dugaan Korupsi

Lalu, sebenarnya seberapa kuat ekonomi Rusia saat ini?

Berdasarkan buku fakta dunia yang dikeluarkan Central Intelligence Agency (CIA), yang dikutip VIVA pada Jumat 25 Februari 2022, di jelaskan bahwa Rusia telah mengalami perubahan signifikan sejak runtuhnya Uni Soviet.

Di mana kini Rusia bergerak dari ekonomi yang terpusat menuju sistem yang lebih berbasis pasar. Namun, dari kondisi itu Rusia masih menjadi negara dengan ekonomi statis dengan konsentrasi kekayaan tinggi di tangan pejabat. 

Rusia adalah salah satu produsen minyak dan gas alam terkemuka di dunia, dan juga pengekspor utama logam seperti baja dan aluminium primer. Tapi, kini negara itu sangat bergantung pada pergerakan harga komoditas dunia.

Pada periode 1998-2008, ekonomi Rusia tumbuh rata-rata 7 persen karena harga minyak naik dengan cepat. Tapi kini telah mengalami penurunan karena habisnya modal pertumbuhan berbasis komoditas Rusia.

Tank Rusia bergerak ke kota di Timur Ukraina.

Photo :
  • ANTARA/Reuters/Carlos Barria/as

Selain itu, turunnya ekonomi Rusia usai komodoti boom juga karena kombinasi dari penurunan harga minyak, sanksi internasional dan batasan struktural mendorong Rusia ke resesi dalam pada 2015 dengan PDB turun ke 2,8 persen. 

Penurunan berlanjut hingga 2016, dengan PDB berkontraksi 0,2 persen, tetapi berbalik pada 2017 karena permintaan dunia meningkat. Dukungan pemerintah untuk substitusi impor telah meningkat baru-baru ini dalam upaya untuk mendiversifikasi ekonomi dari industri ekstraktif.

Berikut data-data ekonomi Rusia:

- PDB riil 
US$3,87 triliun (perkiraan 2020)
US$3,99 triliun (perkiraan 2019)
US$3,91 triliun (perkiraan 2018)

- Tingkat pertumbuhan PDB riil
1,34 persen (perkiraan 2019)
2,54 persen (perkiraan 2018)
1,83 persen (perkiraan 2017)

- PDB riil per kapita
US$26.500 (perkiraan 2020)
US$27.200 (perkiraan 2019)
US$26.700 (perkiraan 2018)

- Tingkat inflasi (harga konsumen)
4,4 persen (perkiraan 2019)
2,8 persen (perkiraan 2018)
3,7 persen (perkiraan 2017)

- Peringkat utang
Peringkat Fitch: BBB (2019)
Peringkat Moody: Baa3 (2019)
Peringkat Standard & Poors: BBB- (2018)

- Kontribusi PDB 
konsumsi rumah tangga: 52,4 persen (perkiraan 2017)
konsumsi pemerintah: 18 persen (perkiraan 2017)
investasi dalam modal tetap: 21,6 persen (perkiraan 2017)
investasi dalam persediaan: 2,3 persen (perkiraan 2017)
ekspor barang dan jasa: 26,2 persen (perkiraan 2017)
impor barang dan jasa: -20,6 persen (perkiraan 2017)

- Produk pertanian
gandum, gula bit, susu, kentang, barley, biji bunga matahari, jagung, unggas, oat, kedelai

- Industri

  1. Industri pertambangan dan ekstraktif yang menghasilkan batubara, minyak, gas, bahan kimia, dan logam
  2. Pembuatan mesin dari rolling mills hingga pesawat terbang dan kendaraan luar angkasa berperforma tinggi
  3. Industri pertahanan (termasuk radar, produksi rudal, komponen elektronik canggih)
  4. Pembuatan kapal, alat transportasi jalan dan kereta api, peralatan komunikasi, mesin pertanian, traktor, dan peralatan konstruksi.
  5. Peralatan pembangkit dan transmisi tenaga listrik
  6. Instrumen medis dan ilmiah, barang-barang konsumen, tekstil, bahan makanan, kerajinan tangan

- Tingkat pengangguran
4,6 persen (perkiraan 2019)
4,8 persen (perkiraan 2018)

Pengangguran, pemuda usia 15-24
jumlah: 17 persen
laki-laki: 16 persen
perempuan: 18,2 persen (perkiraan 2020)

- Angka Kemiskinan
12,6 persen (perkiraan 2018)

- Gini Ratio
37,5 (perkiraan 2018)
41.9 (2013)

- Anggaran
pendapatan: US$258,6 miliar (perkiraan 2017)
pengeluaran: US$281,4 miliar (perkiraan 2017)
Defisitnya: -1,4 persen dari PDB (perkiraan 2017)

- Cadangan devisa dan emas
US$432,7 miliar (perkiraan 31 Desember 2017)
US$377,7 miliar (perkiraan 31 Desember 2016)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya