Digempur Rusia Habis-habisan, Ini Fakta Kekayaan dan Ekonomi Ukraina

Alun-alun Kemerdekaan Maidan Nezalezhnosti di pusat Kiev, Ukraina.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/REUTERS/Valentyn Ogirenko/rwa

VIVA – Memasuki hari kelima invasi Rusia ke Ukraina, pasukan Beruang Merah itu masih belum juga menembus pinggiran Ibu Kota Kiev. Dalam pertempuran itu Rusia menembakkan pasukan Ukraina dari segala arah.

Menjadi Tulang Punggung Pengembangan Usaha Ultra Mikro Indonesia, PNM Ikuti 57th APEC SMEWG

Perang dua negara yang dimulai akibat dari isu Ukraina yang ingin masuk menjadi anggota NATO dan ketidaknyamanan Rusia atas keamanan negaranya menjadi yang terbesar setelah sebelumnya sering bersitegang.

Akibat ketegangan tersebut tercatat beberapa kali membuat ekonomi dari negara yang memiliki kekayaan melimpah tersebut terperosok ke jurang resesi dan mengalami kemunduran ekonomi.

Sri Mulyani Prediksi Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tumbuh 5,17 Persen

Dilansir VIVA dari Buku Fakta Dunia Central Intelligence Agency (CIA) yang telah diupdate pada 16 Februari 2022 menjelaskan bahwa Ukraina usai merdeka pada Agustus 1991 memiliki ekonomi yang turun naik.

Tercatat ekonomi Ukraina sempat tumbuh cukup baik dari 1991-1999, lalu pada 2000 hingga pertengahan 2008, ekonomi Ukraina tetap hidup di tengah gejolak politik antara perdana menteri dan presiden. 

Melemah di Level Rp 16.220 per Dolar AS, Rupiah Diproyeksi Menguat

Akibat gejolak politik itu ekonomi Ukraina mengalami kontraksi 15 persen pada 2009. Kemudian, April 2010, Ukraina merundingkan diskon harga impor gas Rusia sebagai imbalan memperpanjang sewa pangkalan Rusia di Krimea.

Tapi, sesudah itu ekonomi Ukraina yang didominasi oligarki tumbuh lambat dari 2010 hingga 2013. Dan semakin parah masuk ke dalam krisis setelah aneksasi Rusia atas Krimea.

Akibat aneksasi Rusia atas Krimea ekonomi Ukraina saat itu turun hingga 17 persen, lalu inflasi meningkat hingga 60 persen dan cadangan devisa semakin menipis.

Tak sampai di situ, pendudukan Rusia atas Krimea pada Maret 2014 dan agresi Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina timur telah merusak pertumbuhan ekonomi

Tank-tank milik tentara Rusia di perbatasan Ukraina

Photo :
  • Dailymail (video)

Tercatat sebagian besar industri berat Ukraina di Donbas dan kekerasan yang berkelanjutan membuat ekonomi mengalami kontraksi sebesar 6,6 persen pada 2014 dan 9,8 persen pada 2015. Kemudian kembali ke pertumbuhan rendah pada 2016 sebesar 2,3 persen dan 2017 sebesar 2 persen

Seringnya ketegangan yang berlangsung dengan Rusia akhirnya membuat Ukraina mengalihkan aktivitas perdagangan ke Uni Eropa. Terlebih adanya Perjanjian Perdagangan Bebas yang Mendalam dan Komprehensif bilateral, menggusur Rusia sebagai mitra dagang terbesarnya. 

Perlu diketahui, Ukraina adalah negara dengan komponen ekonomi terbaik dari pecahan Uni Soviet. Tanah hitamnya yang subur menyumbang lebih dari seperempat hasil pertanian Uni Soviet.

Selain itu, pertaniannya juga menyediakan daging, susu, biji-bijian, dan sayuran dalam jumlah besar untuk negara sekitarnya. Demikian pula, industri beratnya yang terdiversifikasi memasok peralatan unik seperti pipa dengan  diameter besar dan peralatan pengeboran vertikal, serta bahan baku ke lokasi industri dan pertambangan di wilayah lain bekas Uni Soviet.

Berikut data ekonomi Ukraina saat ini yang dirangkum CIA:

1. PDB riil
- US$516,68 miliar (perkiraan 2020)
- US$538,33 miliar (perkiraan 2019)
- US$521,52 miliar (perkiraan 2018)

2. Tingkat pertumbuhan PDB riil
- 3,24 persen (perkiraan 2019)
- 3,41 persen (perkiraan 2018)
- 2,48 persen (perkiraan 2017)

3. PDB riil per kapita
- US$12.400 (perkiraan 2020)
- US$12.800 (perkiraan 2019)
- US$12.300 (perkiraan 2018)

4. Tingkat inflasi 
- 7,9 persen (perkiraan 2019)
- 11 persen (perkiraan 2018)
- 14,4 persen (perkiraan 2017)

5. Peringkat Utang
- Peringkat Fitch: B (2019)
- Peringkat Moody: B3 (2020)
- Peringkat S&P: B (2019)

6. PDB - berdasarkan sektor 
- pertanian: 12,2 persen (perkiraan 2017)
- industri: 28,6 persen (perkiraan 2017)
- Jasa: 60 persen (perkiraan 2017)

7. PDB - berdasarkan kontribusinya
- konsumsi rumah tangga: 66,5 persen (perkiraan 2017)
- konsumsi pemerintah: 20,4 persen (perkiraan 2017)
- PMTB: 16 persen (perkiraan 2017)
- investasi: 4,7 persen (perkiraan 2017)

8. Produk pertanian
Jagung, gandum, kentang, biji bunga matahari, gula bit, susu, barley, kedelai, rapeseed, dan tomat

9. Industri
Batubara, tenaga listrik, logam besi dan nonferrous, mesin dan peralatan transportasi, bahan kimia, dan pengolahan makanan

10. Tingkat pengangguran
- 8,89 persen (perkiraan 2019)
- 9,42 persen (perkiraan 2018)

- Pengangguran, pemuda usia 15-24
jumlah: 19,3 persen
laki-laki: 19,8 persen
perempuan: 18,5 persen (perkiraan 2020)

- Populasi di bawah garis kemiskinan
1,1 persen (perkiraan 2019)

- Koefisien Indeks Gini - distribusi pendapatan keluarga
26.1 (perkiraan 2018)
28.2 (2009)

11. Anggaran
- pendapatan: US$29,82 miliar (perkiraan 2017)
- pengeluaran: US$31,55 miliar (perkiraan 2017)

Anggaran defisit -1,5 persen (dari PDB) (perkiraan 2017)

12. Utang Swasta
- 71 persen dari PDB (perkiraan 2017)
- 81,2 persen dari PDB (perkiraan 2016)

13. Mitra Ekspor 
- Rusia 9 persen, China 8 persen, Jerman 6 persen, Polandia 6 persen, Italia 5 persen, Turki 5 persen (2019)

- Ekspor - komoditas
jagung, minyak biji bunga matahari, produk besi dan besi, gandum, kabel terisolasi, rapeseed (2019)

14. Mitra Impor
- Cina 13 persen, Rusia 12 persen, Jerman 10 persen, Polandia 9 persen, Belarus 7 persen (2019)

- Impor - komoditas
minyak bumi olahan, mobil, obat-obatan dalam kemasan, batu bara, gas alam (2019)

15. Cadangan devisa dan emas
- US$18,81 miliar (perkiraan 31 Desember 2017)
- US$15,54 miliar (perkiraan 31 Desember 2016)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya