Pertamax Bukan BBM Subsidi, Pengamat: Pertamina Jangan Takut Naikkan

SPBU Pertamina
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA – Pemerintah dinilai tak perlu ikut campur dalam penentuan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi. Sehingga, kebijakan harga BBM berkadar oktan atau RON 92 sebaiknya ditentukan oleh badan usaha dalam hal ini Pertamina

Masa RAFI 2024, Konsumsi Avtur Naik 10%

Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio, mengungkapkan bahwa terkait penentuan harga BBM nonsubsidi seperti Pertamax, pemerintah tidak perlu ikut campur dalam penentuan harga, terlebih itu barang nonsubsidi. 

“Silakan saja, boleh naikkan (harga Pertamax),” jelas Agus Pambagio, dalam keterangannya kepada media, dikutip Jumat 25 Maret 2022.

Peringati Hari Kartini, Peran Perempuan dalam Industri 4.0 Jadi Sorotan di Hannover Messe 2024

Baca juga: IHSG Diprediksi Menguat Akhir Pekan, Intip Rekomendasi Saham Hari Ini

Saat ini Pertamax dijual Rp9.000 per liter, padahal keekonomiannya lebih dari Rp14.000. “Dijelaskan saja, pada harga Rp9.000, siapa yang mau nalangi itu (selisihnya),” katanya.

Usai Sepi Peminat, Pemerintah Kasih Gratis Konversi Motor Listrik

Agus mengatakan pemerintah terkesan takut terhadap opini yang berkembang di masyarakat dengan kenaikan harga Pertamax. 

Menurut dia, harga jual BBM Pertamax saat ini sudah tidak sehat karena selisih harga BBM nonsubsidi yang dijual Pertamina sangat jauh lebih rendah dari harga sebenarnya yang sesuai dengan harga keekonomian. 

Untuk itu, kata dia, pemerintah harus bertanggungjawab dengan menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat tentang status BBM Pertamax yang tidak disubsidi. 

“Pemerintah kan takut buat menaikkan harga. Jelaskan saja ke publik bahwa Pertamax itu bukan barang subsidi,” katanya.

Perlu diketahui, sudah lebih dari dua tahun Pertamina tidak menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax. Padahal pesaingnya telah beberapa kali menaikkan harga, apalagi saat harga minyak mentah dunia terus meningkat sejak beberapa bulan terakhir. 

Harga jual Pertamax jauh lebih rendah dibandingkan pesaing yaitu Rp9.000 per liter. Sedangkan Vivo menjual Revvo (RON 92) sebesar Rp11.900 per liter, BP menjual BP 92 sebesar Rp12.500, dan Shell menjual Super pada harga Rp12.990 per liter. 

Mengutip Globalpetrolprices 14 Maret 2022, harga BBM nonsubsidi di Indonesia paling murah di Asia Tenggara. Dibandingkan Singapura misalnya, harga BBM nonsubsidi dengan kadar oktan tinggi sebesar Rp30.800 per liter, Thailand Rp20.300 per liter, Laos Rp23.300 per liter, Filipina Rp18.900 per liter, Vietnam Rp19.000 per liter, Kamboja Rp16.600 per liter, dan Myanmar Rp16.600 per liter.  

Nozzle BBM jenis Dexlite di SPBU Pertamina Abdul Muis

Photo :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian BUMN, Arya M Sinulingga, mengatakan  Kementerian BUMN mendukung rencana Pertamina menaikkan harga Pertamax. Dengan harga saat ini, Pertamax adalah BBM RON 92 paling murah di kelasnya yang dikonsumsi oleh penggunaa kendaraan kelompok menengah atas. 

“Dengan harga saat ini, Pertamina telah menyubsidi Pertamax. Dan ini jelas artinya, Pertamina menyubsidi mobil mewah yang memakai Pertamax,” ujar Arya.

Agar ada keadilan bagi masyarakat, lanjut Arya, Pertamina perlu mengkaji ulang harga BBM nonsubsidi. Jangan sampai Pertamina memberi subsidi besar kepada mobil mewah yang memakai Pertamax. 

“Biar adil, Pertamina tetapkan saja berapa harga BBM nonsubsidi yang adil, termasuk Pertamax,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya