ADB Perkirakan Ekonomi Indonesia Tumbuh 5 Persen di 2022

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi/Realisasi Investasi.
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Asian Development Bank (ADB) memperkirakan bahwa perekonomian Indonesia akan tumbuh 5,0 persen pada tahun 2022 dan 5,2 persen pada tahun 2023, seiring makin pulihnya permintaan domestik.

Hipmi Sebut Capaian Ekonomi Kuartal I Jadi Modal Baik Hadapi Tantangan Global

Direktur ADB untuk Indonesia, Jiro Tominaga menjelaskan, setelah merosot di kuartal III-2021, perekonomian Indonesia membaik dengan cepat dan menutup 2021 dengan keluaran yang lebih tinggi daripada masa pra-pandemi 2019.

"Pertumbuhan terjadi di berbagai bidang dan akan menguat pada 2022 seiring normalisasi kegiatan ekonomi," kata Jiro dalam keterangan tertulis, Rabu 6 April 2022.

Ekonomi RI Kuartal I Tumbuh 5,11 Persen, Aprindo: Cukup Kondusif bagi Peritel 

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi

Photo :
  • ANTARA/M Agung Rajasa

Dia menambahkan, konsumsi rumah tangga dan investasi memasuki 2022 dengan momentum yang kuat, dan gelombang ketiga COVID-19 semestinya hanya berdampak minimal terhadap pertumbuhan.

Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tumbuh 5,11 Persen, Airlangga: Tertinggi Sejak 2015

"Namun, apabila invasi Rusia di Ukraina terjadi berlarut-larut, hal ini dapat berdampak signifikan terhadap inflasi dan keseimbangan fiskal," ujarnya.
 
Asian Development Outlook (ADO) 2022 menyebutkan bahwa pengeluaran konsumen dan kegiatan manufaktur di Indonesia terus tumbuh karena naiknya pendapatan, pekerjaan, dan optimisme. Investasi juga terbantu oleh naiknya permintaan, perbaikan iklim investasi dan iklim berusaha, serta pemulihan kredit.
 
Inflasi yang tahun lalu mencapai rata-rata 1,6 persen, diperkirakan akan naik menjadi 3,6 persen pada tahun 2022. Hal itu karena pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dan harga komoditas yang lebih tinggi, meskipun diperkirakan masih akan berada dalam rentang target Bank Indonesia.

Juri mengatakan, inflasi diperkirakan akan turun ke 3,0 persen pada 2023, seiring meredanya kenaikan harga komoditas. Namun, harga yang lebih tinggi untuk ekspor komoditas Indonesia akan mengimbangi turunnya volume ekspor, sehingga menjaga transaksi berjalan tetap imbang dan menghasilkan tambahan pendapatan.
 
Untuk jangka menengah, laporan tersebut merekomendasikan agar Indonesia memanfaatkan digitalisasi demi meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan, yang akan membantu Indonesia meningkatkan PDB per kapita ke taraf negara berpenghasilan tinggi pada 2045.

Dalam hal ini, pelaku usaha akan memerlukan bantuan agar dapat meningkatkan transfer teknologi, mendorong penelitian dan pengembangan untuk inovasi, serta mengakses angkatan kerja yang melek teknologi.

"Beberapa kebijakan yang penting untuk mendukung hal ini antara lain adalah investasi pemerintah dalam infrastruktur digital, insentif fiskal, dan reformasi regulasi," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya