Meski Bali Mulai Ramai, BI Nilai Pariwisata RI Masih Menyedihkan

Wisatawan di Bali mulai ramai pasca COVID-19.
Sumber :
  • VIVA/Maha Liarosh

VIVA Bisnis – Setiap hari kunjungan wisatawan ke Bali semakin bertambah. Kedatangan wisatawan mancanegara dan domestik itu menjadi salah satu indikator pemulihan ekonomi pariwisata di Pulau Dewata. 

Gubernur BI Ungkap Tujuan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025-2030

Meski dibandingkan pada periode sebelum pandemi, kunjungan wisatawan asing dan domestik masih terpaut cukup jauh. Data Bank Indonesia menyebutkan, rata-rata kunjungan harian turis asing sebanyak 8.500 orang sedangkan domestik 12.000 orang per hari. 

Deputi Direktur Bank Indonesia Bali, M. Setyawan Santoso mengatakan, kunjungan normal wisman ke Bali sebanyak 17.500 orang. Sedangkan wisatawan domestik normalnya 16.000 orang. 

BI Ungkap Penyaluran Kredit Perbankan Maret 2024 Naik

Baca juga: Tiket TN Komodo Naik, Keuskupan Ruteng Menolak dan Usulkan Ini

Deputi Direktur yang akrab disapa M. San ini menambahkan, dari sisi maskapai juga dinilai masih jauh dari angka normal, 35 maskapai. Namun, saat ini baru ada 23 maskapai rute internasional yang terbang ke Bali. 

Sambut World Water Forum, Ditjen Imigrasi Permudah Visa hingga Siapkan Jalur Khusus

Sedangkan, jumlah penerbangan internasional sebelum pandemi sebanyak 3.000 flights. Tapi saat ini baru ada 935 penerbangan lintas negara. 

"Artinya apa, artinya wisman engga sebanyak dulu. Ini masih jauh dari kondisi normal," kata M. San di Denpasar, Kamis, 28 Juli 2022.

Dilihat dari load factor, M. San memperkirakan, hingga akhir tahun keterisian penumpang pesawat hanya 70 persen. Diperkirakan hingga tahun 2022, wisatawan asing yang masuk ke Bali sebanyak 1,43 juta orang. 

"Atau 22 persen dari kondisi normal seperti 2019 yang sebanyak 6,3 juta wisman. Kalau wisnusnya, normalnya 10,5 juta per tahun, perkiraan sampai akhir 2022 hanya 7,1 juta. Jadi sebenernya masih menyedihkan lah dunia pariwisata kita," jelasnya. 

Wisatawan berwisata di kawasan Pantai Kuta, Badung, Bali

Photo :
  • ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

M. San juga mengungkap, perbandingan antara wisman dan wisnus adalah 1:10. Perbandingan itu merujuk pada jumlah 1 wisatawan asing sama seperti 10 wisatawan nusantara. 

"Jadi kehilangan satu orang wisman, itu seperti kehilangan 10 wisnus. Itu dihitung dari masa lenght of stay selama di Bali dan daily spent. Kalau wisman U$1.400 per hari kalau wisnus Rp450 ribu per hari. Tapi karena sekarang wisman nya ga ada ya sekarang wisnus," terang M. Setyawan Santoso. 

Faktor tersebut, dikatakan M. San, menjadi indikator pertumbuhan ekonomi Bali masih anjlok dan berada di urutan ketiga dari bawah provinsi di Indonesia. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya