Diuji Melambatnya Ekonomi China, Picu Rupiah Melemah Pagi Ini

Rupiah melemah terhadap dolar AS.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU/aa

VIVA Bisnis – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot melemah pada perdagangan Selasa pagi 2 Agustus 2022. Terpantau pukul 09.12 WIB rupiah melemah 36 poin atau 0,03 persen ke posisi Rp14.870 per dolar AS, dibandingkan pada penutupan sebelumnya senilai Rp14.834 per dolar AS.

Rupiah Melemah, Sri Mulyani Beberkan Mata Uang Negara-negara G20 Kondisinya Senasib

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) terakhir atau kemarin sore, mematok rupiah di angka Rp14.874 per dolar AS.

Analis PT Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan pada periode Juli 2022 angka aktivitas manufaktur yang dicerminkan dengan Purchasing Managers Index (PMI) ada di 51,3.

Trade Minister: No Need to Worry about Weakening of Rupiah

Baca juga: IHSG Dibayangi Inflasi, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini

"Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 50,2 sekaligus jadi yang tertinggi dalam tiga bulan terakhir," kata Ibrahim dalam riset harian, Selasa 2 Agustus 2022.

Melemah di Level Rp 16.220 per Dolar AS, Rupiah Diproyeksi Menguat

Ibrahim menuturkan, pemesanan baru (new orders) juga meningkat setelah berada di tingkat yang rendah pada Juni. Dunia usaha menyebut peningkatan produksi terjadi seiring tumbuhnya permintaan dari konsumen.

"Tingginya harga komoditas menjadi faktor yang membuat fundamental Indonesia saat ini cukup kuat. Neraca perdagangan mencatat surplus 26 bulan beruntun, yang membuat transaksi berjalan juga surplus," ujarnya.

Adapun dengan hal itu membuat devisa menjadi besar dan membuat nilai tukar rupiah menjadi cukup stabil. Serta rupiah tidak mengalami pelemahan tajam seperti mata uang di kawasan Asia lainnya.

Rupiah Melemah

Photo :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Ibrahim mengungkapkan, Pemerintah saat ini diperkirakan mendapatkan tambahan penerimaan sebesar Rp420 triliun pada tahun ini, karena lonjakan harga komoditas. 

Kenaikan ini digunakan untuk subsidi energi, sehingga harga BBM Pertalite dan gas tiga kilogram tidak dinaikkan, yang bisa menjadi inflasi di dalam negeri tidak terlalu tinggi.

"Durian runtuh yang selama ini dinikmati Indonesia berasal dari boomingnya harga komoditas. Dan ini berdampak ke neraca perdagangan hingga penerimaan negara," jelasnya.

Namun jelasnya, kekuatan ekonomi RI saat ini sedang diuji dengan melambatnya perekonomian China. Sebab jika China mengalami perlambatan ekonomi, maka akan berdampak terhadap ekspor komoditas Indonesia.

"Ketakutan ini yang membuat mata uang rupiah melemah walaupun data ekonomi dalam negeri cukup bagus. Mata uang rupiah hari ini kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp14.860-Rp14.890," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya