Sri Mulyani: Konflik Geopolitik Buat Presidensi G20 Indonesia Sulit

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat mengikuti session 7 international taxation di FMCBG Meeting G20 hari kedua di Nusa Dua, Bali, Sabtu, 16 Juli 2022.
Sumber :
  • Kemenkeu

VIVA Bisnis – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, konflik geopolitik antara Rusia-Ukraina membuat posisi Indonesia dalam Presidensi G20 menjadi sangat sulit.

Sri Mulyani, Andika Perkasa, dan Risma Masuk Bursa Cagub PDIP DKI

Sebab, slogan 'recover together recover stronger' yang diusung dalam Presidensi G20 itu, dicetuskan dengan harapan bahwa negara-negara G20 dan dunia bisa sama-sama melakukan 'recovery' usai dihantam pandemi COVID-19.

"Namun ternyata, baru memasuki bulan Februari 2022 saja ketegangan geopolitik muncul dalam bentuk perang yang terjadi di Ukraina," kata Sri Mulyani dalam telekonferensi, Senin 8 Agustus 2022.

Ekonomi Kuartal I-2024 Tumbuh 5,11 Persen di Tengah Gejolak Global, Sri Mulyani: APBN Jaga Daya Beli

Baca juga: China-Taiwan Semakin Tegang, Pemerintah RI Waspadai Hal ini

Sri Mulyani menjelaskan, peran Rusia-Ukraina itu merupakan perang proxy dari blok-blok negara, yang sebagian atau bahkan seluruhnya merupakan anggota G20. Sehingga, situasi ini jelas sangat menyulitkan bagi Indonesia, sebagai tuan rumah dari perhelatan Presidensi G20 itu sendiri.

Airlangga: Negara Anggota OECD Akui Leadership RI di ASEAN dan G20

Karenanya, Menkeu menegaskan bahwa apabila Indonesia dapat menjaga agar situasi dalam negeri tetap berjalan dengan baik, maka Indonesia juga akan bisa dipercaya dan dihormati sebagai tuan rumah Presidensi G20 tersebut.

Karena dalam menghadapi konflik geopolitik sebagai tantangan baru bagi perekonomian dunia saat ini, Indonesia harus bisa membuktikan negara-negara G20 masih bisa diajak bekerja sama memulihkan kondisi perekonomian alih-alih memilih untuk saling perang.

Rusia dan Ukraina menandatangani perjanjian terpisah dengan Turki dan PBB untuk membuka jalan bagi ekspor jutaan ton biji-bijian gandum Ukraina di Istanbul, Turki, pada Jumat 22 Juli 2022.

Photo :

"Karena pilihan ini akan sangat menentukan dunia akan kondisinya baik-baik saja atau pulih, atau dunia akan kembali menghadapi potensi kehancuran seperti yang terjadi di Perang Dunia I, Perang Dunia II, maupun perang lain yang pasti memporak-porandakan ekonomi dan juga masyarakatnya," ujarnya.

Sebelumnya, Sri Mulyani telah menegaskan bahwa konflik-konflik geopolitik seperti itulah yang membuat ketidakpastian global semakin meningkat akhir-akhir ini. "Karena dengan kondisi geopolitik yang luar biasa besar itu, maka seluruh dunia jadi merasa tidak aman," ujar Sri Mulyani.

Kursi delegasi Rusia untuk pertemuan Finance and Central Banks Deputies (FCBD) G20 di Nusa Dua, Bali

Photo :
  • VIVA/Fikri Halim

Dia menilai, dengan situasi geopolitik yang penuh kompetisi dan adanya potensi perang, hal itu membuat semua negara saat ini semakin berhati-hati dalam mengambil langkah kebijakan. Sehingga, masing-masing negara saat ini akan berupaya untuk terus memperkuat dan meningkatkan ketahanan perekonomiannya.

"Artinya, proteksionisme kemungkinan akan semakin besar, dan blok akan semakin menguat," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya