Ada Isu Resesi dan Inflasi, Penjualan Merek Mewah Justru Meroket

Ilustrasi butik Louis Vuitton
Sumber :
  • wikimedia

VIVA Bisnis – Harga pangan, BBM dan transportasi telah melonjak dalam setahun terakhir di AS, namun harta orang kaya tampaknya tak berpengaruh karena penjualan barang merek mewah tetap tinggi. Hal itu dilihat dari penjualan sepatu kets sebesar US$1.200 atau setara Rp 17 jutaan dan mobil sport mencapai US$300 ribu atau setara Rp 4,4 miliar tetap tinggi.

Kendalikan Inflasi, Kemendagri Harap Pemda Susun Perencanaan Gerakan Menanam dengan Baik

Dilansir dari CNBC, pada Senin 22 Agustus 2022, perusahaan merek mewah seperti Ferrari dan  Dior, Louis Vuitton dan Versace, melaporkan data penjualan yang justru kuat atau menaikkan perkiraan laba mereka. Padahal, ketakutan pada resesi telah memangkas prospek keuangan beberapa perusahaan lainnya seperti walmart, best buy dan lainnya.

Ketakutan turunnya penjualan mereka sangat wajar karena mundurnya pengeluaran di antara konsumen berpenghasilan rendah yang tertekan oleh inflasi. Sementara, dampak pada barang-barang mewah adalah yang terakhir dirasakan karena orang kaya yang paling terakhir juga yang merasakan efek pada ekonomi.

Rupiah Perkasa ke Rp 16.088 per Dolar AS Usai Rilis Data Inflasi RI

Baca juga: Pengacara: Bharada E Dijanjikan Uang Setelah Tembak Brigadir J

Seperti pada perlambatan ekonomi di masa lalu, kata para ahli, orang kaya sering kali menjadi yang terakhir merasakan efek terhadap resesi dan inflasi karena bantalan yang disediakan oleh kekayaan ekstrem mereka.

Inflasi RI April Capai 3 Persen, BI: Masih Terjaga Sesuai Target 2024

Louis Vuitton, misalnya, menawarkan sepasang sepatu kets seharga US$1,230, serta tas seharga US$2,370. Lalu, LVMH, yang juga memiliki Christian Dior, Fendi dan Givenchy, melaporkan pertumbuhan pendapatan organik sebesar 21 persen menjadi 36,7 miliar euro (US$37,8 miliar) pada paruh pertama tahun 2022 dibandingkan dengan tahun lalu.

Kemudian, di Versace, di mana label harga untuk sepasang sepatu atau kemeja berkerah dapat dengan mudah mencapai US$1.000, pendapatan triwulanan naik hampir 30 persen menjadi US$275 juta dari tahun lalu. Perusahaan induknya Capri Holdings, yang juga memiliki Michael Kors dan Jimmy Choo, mengatakan pendapatan keseluruhan naik 15 persen menjadi US$1,36 miliar untuk periode tersebut.

Ferrari SF90 Stradale

Photo :
  • Ferrari

Terlepas dari ketidakpastian ekonomi yang lebih luas, CEO Capri John Idol mengatakan perusahaan tetap yakin dengan tujuan jangka panjangnya karena “ketahanan industri mewah yang telah terbukti.”

"Tidak ada dari kita yang tahu apa yang akan terjadi pada paruh tahun terakhir dengan konsumen, tetapi tampaknya industri mewah cukup kuat dan cukup sehat," kata Capri.

Sementara, untuk awal bulan ini, pembuat supercar Italia Ferrari juga meningkatkan panduannya untuk tahun ini setelah pendapatan mencapai rekor 1,29 miliar euro (US$1,33 miliar) pada kuartal kedua. Ferrari 296 GTB 2022 dari pabrikan mobil berusia 75 tahun, yang memiliki kemampuan plug-in hybrid, mulai dari US$322 ribu, menurut Car and Driver, sementara Ferrari 812 GTS 2022  sekitar US$600 ribu Bahkan mobil Ferrari bekas dijual dengan harga ratusan ribu dolar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya